Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Periode awal tahun 2017 sepertinya masih cukup berat bagi investasi asuransi jiwa. Hasil investasi yang dikantongi perusahaan asuransi jiwa menurun dari yang didapat pada awal tahun 2016 lalu.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, hingga bulan Februari 2017, industri asuransi jiwa mengantongi hasil investasi sebesar Rp 2,59 triliun. Padahal pada periode yang sama di 2016, hasil investasi yang didapat pelaku industri di sektor ini bisa mencapai Rp 4,13 triliun. Artinya ada penurunan sebesar 37,2% secara year on year.
Direktur Utama PT Asuransi Jiwa Taspen (Taspen Life) Maryoso Sumaryono menilai kondisi pasar modal di -awalawal 2017 ini memang belum terlalu baik. Terutama di pasar saham yang beberapa kali sempat lesu di awal tahun.
Di sisi lain, makin banyak pemain asuransi jiwa yang meningkatkan dana investasi di instrumen pasar saham. Baik itu di di produk reksadana maupun di investasi saham. Makanya saat kondisi pasar modal sedang lesu, kinerja investasi asuransi jiwa pun akan terdampak.
Data OJK memang menyebutkan, sampai Februari 2017 porsi penempatan investasi perusahaan asuransi jiwa di saham dan reksadana masing-masing mencapai 32,2% dan 27,6% dari total investasi. Porsi ini meningkat dari periode sama tahun lalu sebesar 29,8% dan 24,7%.
Meski sempat loyo, namun secara jangka panjang, investasi di pasar saham bakal bisa memberi imbal maksimal.
Optimisme ini pula yang dimiliki Taspen Life dalam berinvestasi tahun ini. Maryoso yakin hasil investasi Taspen Life di tahun ini akan naik dari realisasi tahun lalu yang sebesar Rp 195,8 miliar. "Untuk tahun ini kami targetkan pertumbuhan 20%," kata dia.
Taspen Life berencana memperbesar penempatan investasi terutama di reksadana pada tahun ini. Dana investasi pun diharapkan ikut menggemuk seiring pertumbuhan premi. Dari dana investasi sekitar Rp 2,8 triliun di tahun lalu, diharapkan meningkat menjadi Rp 3,2 triliun pada 2017 ini.
Lebih baik
Direktur Keuangan PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia (Mandiri Inhealth) Armendra masih menyimpan keyakinan bisa menorehkan imbal hasil investasi lebih baik ketimbang realisasi di tahun lalu. "Di 2016, imbal investasi yang kami dapat sekitar 7%," ungkapnya.
Menurut Armendra, selain dari potensi pasar saham yang terus membaik, investasi di surat utang pun punya potensi memberikan imbal hasil yang lumayan di tahun ini.
Sementara, Ketua Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim yakni hasil investasi asuransi jiwa di tahun ini bakal lebih baik. Pasalnya pertumbuhan ekonomi makro yang diprediksi lebih baik akan menjalarkan dampak positif ke berbagai instrumen investasi, utamanya ke instrumen saham dan reksadana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News