Reporter: Galvan Yudistira, Nina Dwiantika | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Himpunan Bank-Bank Umum Milik Negara (Himbara) telah menunjuk konsultan untuk proses akuisisi perusahaan switching. Para bank berpelat merah ini telah menunjuk perusahaan konsultan yaitu perusahaan jasa Deloitte yang akan memperhitungkan harga yang pantas untuk akuisisi perusahaan switching ini.
"Kami sedang mengkalkulasi harga perusahaan tersebut. Keputusannya nanti akhir kuartal III/2016," kata Direktur Funding and Distribution PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Sis Apik Wijayanto, kepada KONTAN, Senin (15/2).
Nah, perhitungan kalkulasi ini juga memperhitungkan perbandingan biaya yang dikeluarkan mengakuisisi perusahaan atau mendirikan perusahaan sendiri.
Sis Apik menambahkan, perusahaan switching ini tidak hanya menggarap integrasi anjungan tunai mandiri (ATM), namun integrasi mesin electronic data capture (EDC) dan membuat sistem prinsipal untuk kartu debit dan kartu kredit bank BUMN. Nah, sistem prinsipal ini akan menguasai sistem pembayaran di dalam negeri.
Senior Executive Vice President Transactional Banking PT Bank Mandiri Tbk Rico Usthavia Frans, menyampaikan, pihaknya bersama dengan tiga bank BUMN lainnya masih melakukan proses dan perusahaan masih open dengan beberapa skenario lain. Adapun, Himbara hanya memilih satu perusahaan switching yang akan diakuisisi. Perusahaan ini akan berasal dari dalam negeri.
"Tahap awal, perusahaan switching ini akan mengerjakan interkoneksi 200 ATM dari setiap bank BUMN," tambah Sis Apik.
BTN menargetkan pada April 2016 nanti, perusahaan sudah bisa melakukan implementasi tambahan 200 ATM Himbara. Untuk mempersiapkan hal ini, bank berkode saham BBTN ini sudah memasukkan agenda penambahan ATM ini di Rancangan Bisnis Bank 2016.
Sis Apik menambahkan, untuk mendukung suksesnya konsolidasi mesin ATM Himbara ini, BTN pada 2016 ini juga menyiapkan dana terkait dengan akuisisi perusahaan switching. Sis enggan merinci berapa dana yang disiapkan BTN terkait dengan rencana akuisisi perusahaan switching ini.
Namun sebagai gambaran, nantinya total dana yang dibutuhkan untuk akuisisi perusahaan switching ini menurut Sis akan dibagi rata kepada 4 bank BUMN.
Sebelumnya Deputi Bidang Jasa Keuangan Kementerian BUMN Gatot Trihargo menambahkan, perusahaan switching akan berada di bawah entitas induk atawa investment holding perbankan. Gatot mendorong perusahaan switching milik Himbara melakukan penawaran saham perdana (IPO).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News