kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Himbara targetkan akuisisi operator ATM awal 2016


Senin, 21 Desember 2015 / 21:39 WIB
Himbara targetkan akuisisi operator ATM awal 2016


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Himpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara) menargetkan akuisisi perusahaan switching yang nantinya akan mengelola transaksi ATM bank plat merah ditargetkan selesai kuartal pertama 2016. Nantinya, perusahaan operator ini akan menjadi principal domestic dan interkoneksi di antara penyedia jasa sistem pembayaran.

Anggota Himbara yang juga Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, dengan adanya perusahaan switching lokal ini akan membuat settlement dan kliring transaksi bisa lebih independen. Diharapkan penentuan perusahaan switching ini bisa ditentukan sebelum adanya integrasi 800 ATM Himbara di tahun depan.

“Untuk cepat atau tidaknya membentuk perusahaan prinsipal domestik ini nanti tergantung apakah perusahaan yang diambil apakah membeli perusahaan yang sudah ada atau membentuk sendiri,” ujar Budi, Senin (21/12).

Untuk pertimbangan waktu, Budi mengatakan, Himbara kemungkinan besar akan mengambil dari perusahaan yang sudah ada. Sebagai gambaran dari tiga prinsipal lokal yang ada saat ini, yakni Artajasa Pembayaran Elektronik, Rintis Sejahtera, dan Alto Network.

Tampaknya Himbara lebih cenderung kepada Artajasa. Hal itu dikarenakan Artajasa mempunyai 80 bank anggota. Selain itu sebanyak 75% transaksi Artajasa juga dilakukan oleh bank anggota Himbara. Namun menurut Budi, hal tersebut masih belum final sebab masih dibahas oleh konsultan yang ditunjuk.

Menurut Budi, pertimbangan mengakuisisi prinsipal lokal disebabkan karena jumlah transaksi ritel setiap harinya semakin besar. Dari data BI transaksi kliring pada Sistem Kliring nasional (SKN) dan juga pembayaran ritel di luar sistem kliring rata-rata mencapai Rp 13 triliun per hari.

“Selain itu pembentukan prinsipal lokal ini semangatnya adalah untuk mengantisipasi ketergantungan dari Visa dan Mastercard,” ujar Budi.

Agar lancar nantinya perusahaan switching ini haruslah mempunyai kerjasama yang luas dengan berbagai bank. Sebetulnya menurut Budi, Bank Himbara sudah mempunyai perusahaan switching rekanan yaitu Telkomsigma. Namun jumlah bank yang menjadi anggota di perusahaan ini relatif sedikit.

Kedepannya, menurut Budi, setelah mendapatkan perusahaan switching dan prinsipal domestik sudah terbentuk, tidak menutup kemungkinan sistem ini akan dibuka untuk perusahaan swasta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×