kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Hingga Agustus, investasi asuransi jiwa masih melorot


Sabtu, 06 Oktober 2018 / 16:45 WIB
Hingga Agustus, investasi asuransi jiwa masih melorot


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Alarm kinerja perusahaan asuransi jiwa berbunyi. Hingga Agustus, kinerja industri asuransi jiwa masih saja jeblok.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat per Agustus 2018, hasil investasi industri asuransi jiwa jeblok di angka minus Rp 2,37 triliun. Sementara Agustus tahun lalu hasil investasi masih positif di angka Rp 27,44 triliun.

Sebenarnya hasil investasi di Agustus 2018 ini telah menunjukkan penguatan dibandingkan dua bulan sebelumnya. Posisi Juni 2018, hasil investasi industri asuransi jiwa minus Rp 7,50 triliun, dan posisi Juli di angka minus Rp 3,52 triliun.

Ketua Bersama Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Maryoso Sumaryono menyebut kondisi ini tidak lepas dari pergerakan pasar modal, seiring meningkatkan kekhawatiran investor terhadap perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China melalui pemberlakukan tarif ekspor serta impor.

Apalagi pasar saham sedang bearish, atau mengalami tren penurunan dan pelemahan. Penurunan nilai investasi karena kondisi indeks harga saham gabungan sedang volatile dan bearish. Kemudian pasar obligasi turun, dan adanya perang dagang, kata Maryoso, Kamis (4/10).

Hingga kini, mayoritas penempatan dana investasi industri asuransi jiwa masih didominasi pada instrumen reksadana dan saham. Maka dengan melemahnya kondisi pasar, kinerja investasi pun ikut memerah.

Hingga Agustus 2018, porsi dana investasi asuransi jiwa diparkir di keranjang reksadana mencapai 35,3%. Pada saat yang sama, penempatan dana di instrumen saham mencapai 30,2%.

Meski demikian, ia masih optimistis hasil investasi industri ini bakal membaik, meskipun tidak signifikan. Terlebih, sejumlah manajer investasi meramalkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di level 6.000-an dan pasar obligasi menguat hingga akhir tahun 2018.

Akibat pasar saham yang masih belum menentu, PT BNI Life Insurance mengambil ancang-ancang merevisi target investasi di tahun ini.

Head of Corporate Secretary & Corporate Communication BNI Life Arry Herwindo mengatakan, BNI Life merevisi sebesar 30% hingga 40% dari total target hasil investasi di tahun 2018.

Jumlah revisi tersebut lebih tinggi dari tahun lalu, di mana realisasi hasil investasi tahun lalu turun 20% hingga 30%.

Selain merevisi target hasil investasi, BNI Life juga membatasi portofolio instrumen investasi ke saham dan obligasi. Dan memilih memperbesar portofolio ke pasar uang dan deposito.

Sementara Direktur Capital Life Robin Winata mengatakan, hasil investasi perusahaan ini sampai Agustus 2018 masih menunjukkan pertumbuhan positif.

Ia optimistis, hasil investasi Capital Life bisa tumbuh 10% hingga 11% dibandingkan tahun lalu. Hasil investasi masih positif karena kami mempunyai komite investasi yang bekerja berdasarkan risk tolerance, kata Robin.

Meskipun kondisi pasar sedang lesu, Capital Life belum berniat merevisi target hasil investasi tahun ini. Tim komite investasi sudah menyiapkan sejumlah strategi dan kebijakan investasi untuk menghadapi kondisi pasar yang cenderung fluktuatif.

Salah satu strateginya, Capital Life menghindari instrumen berbasis ekuitas. Dan perusahaan ini lebih memilih memperbesar porsi di insrumen deposito serta instrumen obligasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×