Reporter: Umi Kulsum | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan obligasi oleh perusahaan pembiayaan memang menjadi agenda rutin sebagai salah satu sumber pendanaan. Menuju akhir tahun ini, jumlah penerbitan surat utang dari industri ini masih cukup besar.
Merujuk data Pefindo, per Rabu (19/9), sektor perbankan dan pembiayaan masih mendominasi penerbitan surat utang. Rencana emisi sektor bank tercatat mencapai Rp 15,5 triliun dengan jumlah delapan perusahaan, sedangkan rencana emisi sektor pembiayaan sebesar Rp 3,9 triliun dari total empat perusahaan. Secara keseluruhan, Pefindo masih memegang mandat pemeringkatan untuk penerbitan surat utang sebesar Rp 40 triliun.
Financial Institution Ratings Director Pefindo Hendro Utomo menilai, permintaan investor terhadap penerbitan surat utang multifinance akan lebih selektif yang diikuti dengan tingkat kupon yang akan lebih tinggi dibandingkan penerbitan sebelumnya di awal tahun.
"Sebab tingkat bunga pasar yang menjadi benchmark juga cenderung naik selain itu karena investor yang lebih terbatas dan selektif," kata Hendro kepada Kontan.co.id, Jumat (21/9).
Senada, Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra mengungkapkan, minat investor cenderung akan memilih perusahaan yang memiliki rating cukup bagus yakni AAA. Dengan kondisi ekonomi yang melambat membuat kinerja pembiayaan juga turut terseret.
Apalagi, kenaikan imbal hasil surat utang negara (SUN) juga turut mengerek ongkos penerbitan lebih mahal lagi. Dengan demikian, bunga yang ditawarkan pelaku indistri multifinance juga harus kompetitif dengan instrumen lain seperti SUN.
"Untuk menarik minat pasar memang kupon harus lebih kompetitif, kalau tidak sulit diserap pasar," kata Made.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News