kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,95   3,20   0.36%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hingga Juli 2022, Penyaluran Kredit Perbankan Tembus Rp 6.143,7 Triliun


Rabu, 24 Agustus 2022 / 11:40 WIB
Hingga Juli 2022, Penyaluran Kredit Perbankan Tembus Rp 6.143,7 Triliun
ILUSTRASI. Petugas melayani nasabah di salah satu kantor cabang bank?negara di Tangerang Selatan, Senin (22/8/2022).BI Catat Penyaluran Kredit Perbankan Tembus Rp 6.143,7 triliun hingga Juli 2022.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencermati perbankan agar terus menggenjot fungsi intermediasi di tujuh bulan pertama 2022. Analisis Uang Beredar BI mencatatkan penyaluran kredit tumbuh 10,5%  secara tahunan atau year on year (yoy) mencari Rp 6.143,7 triliun hingga Juli 2022. 

"Kredit kepada perorangan tumbuh 10,0% yoy menjadi Rp 2.928,7 triliun per Juli . Sementara itu, kredit kepada korporasi tumbuh 12,1% yoy menjadi Rp 3.168,2 triliun," mengutip keterangan resmi BI pada Rabu (24/8). 

Berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan penyaluran kredit pada Juli 2022 terjadi baik pada Kredit Modal Kerja, kredit investasi maupun Konsumsi.

Kredit Modal Kerja  tumbuh 12,9% yoy menjadi Rp 2.812,4 triliun pada Juli 2022. Adapun kredit investasi naik 9,5% yoy menjadi Rp 1.584,1 triliun di tujuh bulan pertama 2022. 

Baca Juga: BI Kerek Suku Bunga Acuan 25 bps, Bank Mandiri: Pasar Telah Mengantisipasi

Sedangkan kredit Konsumsi naik 7,6% yoy jadi Rp 1.747,2 triliun pada Juli 2022. Seiring dengan itu, penyaluran kredit mengalami pertumbuhan lebih tinggi hingga 18,2% yoy menjadi Rp 1.220,0 triliun di Juli 2022. 

Sebelumnya, Gunerbur BI Perry Warjiyo menyebut meski terjadi kenaikan BI Rate 25 bps, ia optimistis penyaluran kredit masih akan terus meningkat. Sebab, penawaran dan permintaan kredit masih kuat.  

“Kredit perbankan dipengaruhi penawaran dan permintaan, saya lihat dari penawaran perbankan itu memang salah satunya dari suku bunga kredit, tapi bukan satu-satunya faktor. Tapi faktor lain adalah likuiditas tecermin rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masih tinggi mencapai 27,92%, sehingga penawaran bank tinggi,” tambahnya.  

Faktor lain, lending standar (risk appetite) atau keinginan bank salurkan kredit terus naik. Ketiga, inisiatif dari pemerintah dan regulator terus bergulir. Misalnya, pemerintah melalui kredit usaha rakyat (KUR), subsidi bunga. BI memberikan kasih insentif 46 sektor prioritas dan UMKM, bisa pelonggaran GWM turun sampai 1,5% per 1 September mendatang. Lalu dari OJK masih berlaku insentif restrukturisasi kredit terdampak Covid-19.  

Baca Juga: Bank Mandiri: BI Rate Naik, Kredit Tetap akan Tumbuh Didukung Pemulihan Ekonomi

“Dari sisi permintaan, kami kinerja korporasi dan rumah tangga. Sebagian besar korporasi itu itu sudah jauh membaik, korporasi penjualannya cukup tinggi. Bahkan ada rencana peningkatan belanja modal terus naik. Walau masih ada sektor yang baru tumbuh yg dipengaruhi mobilitas seperti perhotelan dan transportasi, tapi sektor lain seperti ekspor, makanan dan minuman, dan perdagangan sudah cukup membaik. Begitupun permintaan kredit UMKM terus meningkat,” jelasnya.  

Ia mengaku dari permintaan dan penawaran ini masih tinggi. Ini pulalah yang mendorong kredit perbankan  naik 10,71% per Juli 2022. Pertumbuhan ini terjadi seluruh jenis investasi, modal kerja, dan konsumsi  dan hampir seluruh sektor.  

BI pun mengerek target kredit perbankan jadi lebih tinggi dibandingkan perkiraan awal tahun menjadi 9% hingga 11%. Semula, bank sentral memasang outlook pertumbuhan kredit tumbuh 6% hingga 8% di sepanjang 2022.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×