Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan syariah mencatatkan kinerja yang ciamik pada sembilan bulan pertama tahun ini. Terlihat market share perbankan syariah juga tumbuh 7,3% dari total industri perbankan secara nasional.
Di posisi pertama, dengan pertumbuhan kinerja keuangan tertinggi di catatkan oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI. Perbankan dengan kode saham BRIS ini berhasil mencatatkan laba bersih senilai Rp 4,2 triliun pada periode sembilan bulan pertama tahun ini, melonjak 31,04% secara year on year (YoY) dibandingkan dengan periode sama di tahun sebelumnya yang senilai Rp 3,21 triliun.
Pertumbuhan laba bersih BSI salah satunya ditopang oleh kenaikan pendapatan sebesar 8,4% YoY menjadi Rp 15,17 triliun. Pertumbuhan laba juga sejalan dengan penurunan rasio cost pembiayaan dari 1,96% pada sembilan bulan pertama tahun lalu menjadi 1,33%.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, pencapaian laba bersih BSI tersebut tidak mudah untuk dicapai di tengah suku bunga tinggi dan persaingan yang semakin ketat.
Baca Juga: BRImo Kini Punya Fitur Transfer Internasional
"Kami bersyukur dapat tumbuh dengan baik dan sustain. Kami harapkan juga bisa berlanjut di Kuartal IV di 2023 nantinya, dan juga harapannya terus tumbuh dengan baik di tahun 2024," kata Hery saat paparan kinerja perseroan, Selasa (31/10).
Sementara itu, dari sisi intermediasi, pembiayaan BSI tercatat ekspansif dengan pertumbuhan mencapai 15,9% menjadi Rp 231,6 triliun dari September tahun lalu. Hal ini membuat aset BSI ikut bertumbuh 4,6% menjadi sebesar Rp 319,8 triliun pada periode September 2023, dibandingkan dengan periode Desember 2022 sebesar Rp 305,7 triliun.
Sementara penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) hanya tumbuh 6,9% secara YoY menjadi Rp 272,11 triliun.
Dengan melihat perkembangan terakhir, kendati adanya kenaikan suku bunga tetapi Hery menyebut, demand dari masyarakat masih sangat baik, dan yang sifatnya pembiayaan atau kredit mulai dari konsumer sampai dengan korporasi masih cukup besar. Hal ini membuat pihaknya optimis sampai akhir tahun pertumbuhan pembiayaan bisa dicapai di kisaran 14%-16%.
Pertumbuhan kinerja keuangan juga berhasil dicatatkan Unit usaha syariah (UUS) PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) atau CIMB Niaga Syariah. Kinerja labanya meningkat 18,26% yoy menjadi Rp 1,36 triliun pada periode September 2023.
Dari sisi intermediasi, penyaluran pembiayaan juga meningkat 16,96% mencapai Rp 52,89 triliun. Hal ini membuat asetnya naik 3,36% YoY menjadi Rp 61,46 triliun. Total himpunan dana pihak ketiga (DPK) juga melesat 23,4% YoY menjadi senilai Rp 42,7 triliun pada September 2023.
Selanjutnya ada PT Bank BCA Syariah yang masih melanjutkan pertumbuhan kinerja ciamik hingga kuartal III-2023. Anak usaha BCA ini mengantongi laba bersih sebesar Rp 118,8 miliar sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, melonjak 56,8% secara tahunan.
Baca Juga: Dukungan Laba Anak Usaha Bank Terhadap Sang Induk Terus Tumbuh
Lonjakan laba tersebut sejalan dengan pertumbuhan pendapatan setelah bagi hasil sebesar 15,5% YoY menjadi Rp 502,9 miliar. Pembiayaan BCA Syariah juga telah mencapai Rp 7,8 triliun per September 2023, meningkat 6,1% secara tahunan. Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) bank ini mencapai Rp 10 triliun, tumbuh 21% YoY.
Sementara total asetnya sudah mencapai Rp 13,3 triliun per September, meningkat 17,9% dari periode yang sama tahun lalu.
Presiden Direktur BCA Syariah Yuli Melati Suryaningrum optimis penyaluran pembiayaan sampai akhir tahun akan tumbuh sekitar 10%-12%. Adapun sektor yang dinilai masih prospektif untuk memacu pembiayaan berasal dari industri pengolahan, perdagangan, serta pertanian dan perkebunan.
Sementara laba bersih perseroan diharapkan bisa tumbuh di kisaran 20%-30% tahun ini. Target tersebut tak sulit untuk direalisasikan mengingat hingga kuartal III sudah tumbuh 56,8% secara tahunan.