Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia (Persero) mendorong sektor pertanian melalui penyaluran kredit usaha rakyat (KUR). Bank bersandi saham BBNI ini telah menyalurkan KUR ke sektor pertanian sebesar Rp 3,2 triliun dari awal tahun hingga Mei 2021. KUR itu telah menyentuh 78.000 penerima KUR di seluruh Indonesia.
BNI juga ikut mengembangkan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bidang pertanian yang berorientasi ekspor. Caranya dengan mengembangkan market place berbasis aplikasi yang dikelola oleh para petani milenial.
“Apalagi sektor pertanian sedang memasuki era baru yang memiliki pendekatan online sistem dan kecerdasan buatan (artificial intelligence). Menurutnya, langkah intervensi pertanian baru harus dilakukan agar Indonesia benar-benar maju, mandiri dan berdaulat pangan," ungkap Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Sis Apik WIjayanto, dalam keterangan tertulis pada Jumat (11/6).
Baca Juga: Penempatan dana haji di perbankan catatkan penurunan
Pendekatan digital yang diterapkan akan menyasar para petani muda melalui Program Milenial Smartfarming di Desa Gobleg, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Sis Apik menjelaskan, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali karena keunikan yang dimiliki daerah ini. Dimana, pertanian modern harus didorong semua pihak.
Program Milenial Smartfarming merupakan Ekosistem Pemberdayaan Millenial melalui Pembinaan dan Pengembangan ekosistem Pertanian Digital (IoT) dari Hulu ke Hilir serta meningkatkan Inklusi Keuangan Desa. Kali ini program Millenial Smartfarming menggandeng forum petani Muda Keren diprakarsai oleh Bli Agung Wedha yang mengusung konsep pertanian digital kultural.
Implementasi program ini dilaksanakan melalui serangkaian aktivitas, yaitu coaching clinic kepada petani milenial mengenai penggunaan aplikasi Agree Suites untuk pendataan petani dan offtaker. Petani muda juga dilatih menggunakan alat water dripping sebagai bagian dari CSR BNI.
Setelah coaching clinic dilanjutkan dengan aksi pemupukan massal secara simbolis. Seluruh rangkaian kegiatan tersebut dilakukan dengan menerapkan standar protokol kesehatan yang ketat.
Peran BNI pada kegiatan ini adalah memberikan akses pembiayaan melalui Kredit Usaha rayat (KUR) Tani. Selain itu, diberikan pendampingan kepada petani milenial dalam memanfaatkan teknologi digital dan informasi pada aktivitas ekosistem pertanian, serta menumbuhkan peranan offtaker dalam penyerapan hasil pertanian.
Baca Juga: KDB Tifa Finance (TIFA) bakal rights issue melepas 2,9 miliar saham baru
Besarnya peran teknologi terhadap hasil pertanian membuatnya berharap banyak pada generasi muda. Mentan bersyukur bahwa saat ini sudah mulai banyak petani muda yang dilibatkan dalam penerapan teknologi digital di budidaya pertanian dan diharapkan ini bisa menjadi penopang ekonomi Bali, karena sektor Pariwisata yang terdampak Covid-19. Kita tidak perlu impor untuk komoditas yang justru menjadi keunggulan kita. Saya harapkan program ini bisa dikawal dengan baik bersama-sama dan tercapainya reformasi dunia pertanian secara modern.
Agung Wedha, inisiator Petani Muda Keren (PMK) menambahkan melalui penggunaan aplikasi teknologi informasi dan penggunaan alat IoT petani jadi lebih termotivasi untuk bertani. Lantaran mengetahui sistem pemasaran yang lebih adil dan menghasilkan bahan pangan sehat yang berkualitas dan harganya memiliki daya tawar yang tinggi.
Selanjutnya: Meski terus didorong, namun kolaborasi bank dan fintech juga mengandung risiko
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News