kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Hingga Oktober 2013, laba Bank Mega anjlok 55,93%


Kamis, 06 Februari 2014 / 09:54 WIB
Hingga Oktober 2013, laba Bank Mega anjlok 55,93%
ILUSTRASI. Google Play Store


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. Ramalan perlambatan kredit membayangi perbankan Tanah Air di sepanjang tahun 2014. Namun, bagi Bank Mega, perlambatan kredit telah dimulai sejak tahun lalu. Mengutip laporan keuangan unaudited Bank Mega ke Bank Indonesia (BI), bank milik taipan Chairul Tandjung ini tertimpa sejumlah masalah pelik.

Hal ini berujung pada penyusutan laba Bank Mega. Bank Mega hanya mampu meraih laba sebesar Rp 486,09 miliar per Oktober 2013. Jumlah ini mengempis 55,93% dibandingkan Rp 1,10 triliun per Oktober 2012. Setidaknya ada dua masalah pelik yang dihadapi Bank Mega. Pertama, penurunan kredit.

Hingga Oktober 2013, Bank Mega mengucurkan kredit sekitar Rp 27,87 triliun. Jumlah ini menurun 0,85% dibandingkan pencapaian periode yang sama di tahun 2012. Kala itu, Bank Mega membukukan kredit sebesar Rp 28,11 triliun. Pelemahan kinerja kredit memicu penurunan pendapatan bunga sebesar 15,13% menjadi Rp 3,58 triliun, hingga akhir Oktober 2013.

"Tahun 2014 ini, kami akan meningkatkan penyaluran kredit sebesar 17%, karena rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit (LDR) kami masih di level 60%," ujar Kostaman Thayib, Direktur Utama Bank Mega, Rabu (5/2).

Kedua, membengkaknya beban operasional selain bunga, tidak disertai kenaikan pendapatan. Hingga akhir Oktober 2013, Bank Mega harus menanggung beban operasional selain bunga sebesar Rp 2,51 triliun. Pada periode yang sama, pendapatan operasional selain bunga Bank Mega hanya sekitar Rp 1,06 triliun.

Alhasil, pendapatan dari pos operasional selain bunga bersih harus minus atau merugi Rp 1,44 triliun. "Kinerja keuangan sedang diaudit, namun sudah ada perbaikan laba pada kinerja akhir tahun 2013," tandas Kostaman. Hingga akhir tahun 2014, Kostaman berharap suku bunga acuan atau BI rate tidak beringsut naik. Hal ini dikhawatirkan memicu kenaikan beban bunga.

Kostaman bilang, pihaknya kesulitan mengerek pendapatan laba lewat kenaikan bunga kredit. Soalnya, persaingan bunga kredit kian ketat di pasar. Di saat yang sama, perbankan berlomba-lomba memberikan bunga simpanan yang tinggi.

"Jika tidak ada kenaikan cost of fund dan kenaikan surat berharga pada tahun 2014 ini maka laba akan lebih baik," tambah Kostaman. Hingga Oktober tahun lalu, , dana pihak ketiga (DPK) Bank Mega hanya tumbuh 3,57%, menjadi Rp 46,66 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×