Reporter: Umi Kulsum | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Home Credit targetkan kredit tumbuh 152,63%
JAKARTA. Perkembangan bisnis PT Home Credit Indonesia tumbuh cukup pesat. Perusahaan pembiayaan asal Republik Ceko tersebut menargetkan penyaluran pembiayaan cukup agresif di tahun ini. Momentum Ramadan dan Lebaran akan menopang bisnis Home Credit.
Andina Rosfieta, Public Relations & Communications Home Credit Indonesia mengatakan, hingga akhir 2017 pihaknya menargetkan pembiayaan senilai Rp 4,8 triliun. Target tersebut tumbuh 152,63% dari realisasi pembiayaan akhir tahun 2016 sebesar Rp 1,9 triliun.
Dalam lima bulan di 2017, Home Credit telah menyalurkan pembiayaan hingga Rp 1,6 triliun. Artinya, realisasi tersebut telah mencapai 33,33% dari target awal yang mereka patok. Setidaknya, Home Credit perlu melengkapi kekurangan Rp 3,2 triliun.
Menurut Andina, tren pembiayaan selama Ramadan terus meningkat jika dibandingkan dengan tahun lalu. Sepanjang bulan Mei 2017 saja misalnya, Home Credit telah menyalurkan pembiayaan sebanyak Rp 435,9 miliar. Nominal tersebut melesat 211,31% ketimbang realisasi periode Ramadan tahun lalu yang jatuh di bulan Juni 2016 yang tercatat Rp 145,8 miliar.
Home Credit kian percaya diri lantaran memiliki sejumlah strategi khusus. Baru-baru ini sejumlah partner sudah bergabung untuk bekerjasama dengan Home Credit. Seperti Gramedia untuk melayani cicilan pembelian buku. Tak hanya itu, Home Credit juga menggandeng brand prinsipal yang besar seperti Samsung, Oppo, Vivo dan sebagainya. "Kami sedang memperluas penetrasi pasar dengan jangkauan yang belum ada sebelumnya," kata Andina.
Tahun ini, Home Credit menargetkan bisa memperluas pasar ke seluruh provinsi di Indonesia. "Yang terdekat kami sedang berupaya untuk memperluas daerah Sumatra, Kalimantan, Sulawesi," ujar Andina. Selain itu, Home Credit juga tengah gencar mengadakan kampanye literasi keuangan yang tidak hanya dilakukan di Jakarta. Namun juga dilakukan secara nasional.
Meski gencar menyalurkan kredit, Home Credit tetap menjaga rasio kredit macet alias non performing financing (NPF). Hingga Mei 2017, Home Credit mencatat NPF sebesar 0,49%. "Kami berharap sampai akhir tahun angka NPF masih di bawah angka 1%," ujar Andina.
Kontribusi terbesar pembiayaan Home Credit masih pada segmen mobile phone dan gadget menyumbang 72% total pembiayaan. Lalu, elektronik berkontribusi 22% dan sisanya dari pembiayaan furnitur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News