Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Intergasi antara The Hong Kong and Shanghai Banking (HSBC) Indonesia dengan PT Bank Ekonomi Raharja Tbk terus berlanjut. Berdasarkan data yang diterima KONTAN, Grup HSBC akan menambahkan suntikan modal sebesar US$ 1 miliar, dan sedikitnya US$ 200 juta untuk keperluan integrasi antara HSBC Indonesia dan Bank Ekonomi.
Dengan suntikan modal itu, bank yang akan berganti nama menjadi PT Bank HSBC Indonesia naik kelas menjadi BUKU III dengan segmen bisnis yang mengarah pada kredit ritel dan usaha kecil dan menengah (UKM) yang merupakan keahlian bisnis Bank Ekonomi. Selain juga bisnis korporasi dan trade finance yang menjadi andalan di HSBC Indonesia.
Jika tak ada aral melintang, cakupan bisnis PT Bank HSBC Indonesia akan semakin luas, karena perusahaan akan memiliki 100 cabang di lebih dari 25 kota. Ditambah dengan jaringan kantor cabang global Grup HSBC, maka perusahaan berambisi untuk ekspansi di Indonesia dan luar negeri.
Sebelumnya, Blake Hellam, Head of Retail Bank & Wealth Management HSBC Indonesia memastikan rencana intergrasi ini masih berjalan sesuai rencana yaitu kedua perusahaan akan terkonsolidasi pada April 2017, dan OJK selaku regulator perbankan telah menyetujui rencana tersebut.
HSBC Indonesia dan Bank Ekonomi Raharja berada dalam payung yang sama yaitu Grup HSBC. Alasan kedua bank terintegrasi karena menyikapi arah kebijakan kepemilikan tunggal melalui pemegang saham pengendali (PSP). Konsolidasi ini bukan hanya konsolidasi lembaga, namun juga bisnis dan sumber daya manusia.
Dari data yang diterima KONTAN, integrasi antara HSBC Cabang Indonesia dengan Bank Ekonomi Raharja akan dilakukan melalui transaksi pengalihan aset dan kewajiban. Struktur transaksi tersebut merupakan satu-satunya metoda transaksi yang paling tetap untuk kondisi kedua perusahaan, dan telah mendapatkan rekomendasi serta persetujuan OJK.
Selanjutnya, seiring dengan berjalannya waktu, seluruh aset dan kewajiban yang melekat pada HSBC Indonesia akan dialihkan sepenuhnya ke entitas terintegrasi termasuk seluruh karyawannnya. Dengan struktur transaksi ini maka bank hasil intergasi ini akan menjadi badan hukum Indonesia.
Melirik laporan keuangan HSBC, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tercatat kredit turun 22,22% menjadi Rp 49,82 triiliun per Agustus 2016 dibandingkan posisi Rp 63,89 triliun per Agustus 2015, dan dana pihak ketiga (DPK) turun 3,57% menjadi Rp 54,96 triliun per Agustus 2016 dibandingkan posisi Rp 56,03 triliun.
Begitu juga dengan Bank Ekonomi Raharja yang mencatat penurunan kredit 5% menjadi Rp 19,08 triliun per Agustus 2016 dibandingkan posisi Rp 20,19 triliun per Agustus 2015. Dan DPK turun 16% menjadi Rp 21,34 triliun per Agustus 2016 dibandingkan posisi Rp 25,42 triliun per Agustus 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News