Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
Hal ini tidak akan terlalu merubah komposisi investasi asuransi jiwa. Ia memprediksi, komposisi saham, reksadana, dan obligasi akan selalu berkisar 65% dari total aset kelolaan.
Asal tahu saja, AAJI mencatatkan unitlink memberikan kontribusi 63,9% dari total pendapatan premi. Sedangkan asuransi tradisional hanya 36,1%. Adapun total pendapatan premi industri asuransi jiwa mengalami perlambatan 7,9% dari Rp 145,41 triliun menjadi Rp 133,99 triliun hingga September 2020.
CEO PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia Edy Tuhirman menyebut telah menerapkan strategi matching liability and asset dengan durasi investasi. Hal ini mampu membuat Generali tetap bisa bertahan di tengah krisis pandemi Covid-19.
Baca Juga: Perkuat kualitas SDM, IFG bentuk corporate university
“Generali banyak menempatkan pada instrumen jangka panjang, Kita banyak di obligasi pemerintah. Kita ikut mendorong pembangungan di negara ini, kita sudah lebih dari 50% dari kewajiban 30%. Tapi kita juga melihat sekarang ini juga sedang bagus untuk masuk ke saham,” tuturnya.
Selain itu, guna mengoptimalkan kinerja investasi unitlink, Generali telah memanfaatkan teknologi RoboARMS. Lewat fitur ini, di tengah kondisi pasar yang tidak menentu, pada November 2020 tercatat sebanyak 98% dari nasabah Generali yang sudah mengaktifkan RoboARMS. Kinerja investasinya di atas IHSG dan bahkan diantaranya mencapai 29% di atas IHSG.
Hingga kuartal ketiga 2020, Generali mencatatkan premi Rp 1,75 triliun atau turun 4% yoy dari posisi September 2019 sebanyak Rp 1,83 triliun Kendati demikian, premi lanjutan masih mampu tumbuh 4% yoy menjadi Rp 1,07 triliun.
Selanjutnya: Jasindo targetkan pendapatan premi tumbuh 12% sepanjang tahun 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News