kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ikuti Bunga Acuan, Suku Bunga Simpanan dan Pinjaman Terus Turun Sepanjang 2021


Minggu, 06 Februari 2022 / 13:28 WIB
Ikuti Bunga Acuan, Suku Bunga Simpanan dan Pinjaman Terus Turun Sepanjang 2021
ILUSTRASI. Ikuti Bunga Acuan, Suku Bunga Simpanan dan Pinjaman Terus Turun Sepanjang 2021


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Perbankan terus menyesuaikan suku bunga simpanan dan pinjaman seiring penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). BI memantau suku bunga simpanan dan pinjaman pada Desember 2021 menurun dibandingkan bulan sebelumnya.

"Pada Desember 2021, rata-rata tertimbang suku bunga kredit tercatat sebesar 9,16%, turun 9 basis poin dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara itu, rata-rata tertimbang suku bunga simpanan berjangka mengalami penurunan pada hampir seluruh jenis tenor," mengutip Analisis Uang Beredar BI pada Minggu (6/2).

Adapun suku bunga simpanan berjangka tenor 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan menurun, dari masing-masing 3,05%, 3,29%, 3,62%,dan 3,93% pada November 2021 menjadi 2,96%, 3,19%, 3,52%, dan 3,83%, pada Desember 2021. 

Sementara itu, suku bunga simpanan berjangka tenor 24 bulan mengalami peningkatan, dari 4,41% pada bulan sebelumnya menjadi 4,73% pada Desember 2021.

Baca Juga: Rupiah Melemah 0,03% Dalam Sepekan, Berikut Sentimen yang Membayangi

Asal tahu saja, (BI) masih bakal menjaga suku bunga acuan pada level terendah, yaitu di level 3,5%. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, BI baru akan mengerek suku bunga acuannya setelah ada tanda-tanda awal peningkatan inflasi. 

“Suku bunga kebijakan BI 7 Days Reverse Repo Rate akan tetap dipertahankan rendah sampai dengan ada tanda-tanda awal kenaikan inflasi,” tegas Perry dalam konferensi pers KSSK pada pekan lalu. 

Perry juga menekankan, dari sisi kebijakan moneter BI akan fokus dalam memperkuat kebijakan nilai tukar rupiah untuk menjaga mata uang Garuda sejalan dengan fundamental ekonomi dan bekerjanya mekanisme pasar.

Perry kemudian tak menampik masih ada risiko yang membayangi perekonomian Indonesia sehingga membutuhkan racikan tepat dari BI untuk menangkal efek buruknya. 

Baca Juga: Kinerja Moncer, Analis Rekomendasi Saham-saham Perbankan Ini

Risiko global tersebut datang dari normalisasi kebijakan di negara maju, khususnya bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) yang bahkan diyakini akan mengerek suku bunga kebijakan pada Maret 2022. 

Dalam hal ini, Perry kemudian mengarahkan bauran kebijakan BI untuk menjaga stabilitas dengan tetap mendukung upaya bersama dalam menjaga pemulihan ekonomi nasional.

“Untuk kebijakan moneter, akan kami arahkan untuk menjaga stabilitas atau pro stability dan memitigasi dampak potensi risiko global tersebut,” tandas Perry. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×