Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) naik, sejumlah bank berencana menyesuaikan tingkat suku bunga kredit.
Salah satu segmen kredit yang bakal mengalami kenaikan bunga yakni kredit pemilikan rumah (KPR). Hal ini juga dilakukan lantaran suku bunga KPR yang dipatok perbankan saat ini sudah cukup rendah, apalagi dengan beragamnya promo bunga yang ditawarkan oleh perbankan.
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) misalnya, bank spesialis KPR ini menyebut dalam waktu dekat akan mengerek tingkat suku bunga KPR non subsidi. Hanya saja, Direktur Konsumer BTN Budi Satria menjelaskan kenaikannya hanya sebesar 25 basis poin (bps) atau 0,25%. "Untuk KPR non subsidi kami sesuaikan dengan pasar. Naiknya tipis hanya 0,25% saja," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (29/7).
Menurut simulasi yang dilakukan oleh BTN, dengan kenaikan sekecil itu debitur KPR perseroan tidak akan kesulitan. Pasalnya, hanya berpengaruh pada sedikit kenaikan angsuran KPR. "Kami sudah hitung, dengan kenaikan sekecil itu hanya akan berpengaruh sedikit terhadap angsuran," tuturnya.
Kenaikan bunga tersebut juga tidak akan menganggu rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) KPR BTN.
Sebagai informasi, sampai Juni 2018 BTN telah menyalurkan kredit perumahan mencapai Rp 191,3 triliun, naik 19,76% secara tahunan atau year on year (yoy).
Bila dirinci, total KPR non subsidi tercatat naik 13,4% yoy dengan total portofolio mencapai Rp 72 triliun pada akhir kuartal II-2018. Disamping itu, tingkat NPL KPR non subsidi BTN juga terus membaik dari 3,38% di semester I-2017 menjadi 3,18% pada semester I-2018.
Sementara total NPL kredit perumahan ada di level 2,54% atau turun dari posisi tahun sebelumnya 2,83% di semester I 2017.
Secara terpisah, Direktur BTN Nixon Napitupulu bilang, sampai akhir tahun rata-rata NPL KPR perseroan diprediksi akan mampu ditekan hingga ke bawah level 1,5%. Salah satu strateginya antara lain dengan lebih selektif dan memonitor perkembangan pasar. "Kami akan lakukan secara selektif, sambil terus memperhatikan kondisi pasar. Kami yakin NPL KPR akhir tahun di kisaran 1,5%," jelas Nixon.
Senada dengan BTN, PT Bank CIMB Niaga Tbk mengamini bahwa tingkat suku bunga KPR akan naik. Hanya saja, Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan enggan memberikan detail besaran kenaikan bunga terseut. Menurutnya, tingkat bunga KPR naik secara bervariasi, berbeda untuk tiap segmen nasabah perseroan.
"Kami monitor terus pergerakan biaya dana sejalan dengan kenaikan BI rate. Ada kenaikan bunga, tapi berbeda untuk tiap segmen nasabah. Karena kami menerapkan relationship and risk based pricing," ungkapnya.
Kendati belum melaporkan kinerja tengah tahun, pihaknya menyebut khusus untuk KPR per semester I-2018 sudah naik di atas 10%. "NPL juga terjaga dengan baik, lebih rendah dari market," sambung Lani.
Sedangkan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berniat untuk menyesuaikan tingkat bunga KPR. Pasalnya, sampai Juni 2018 NPL KPR BCA naik meski terbilang rendah.
Tercatat pada pertengahan tahun ini, NPL KPR BCA berada di level 1,5% atau naik 60 basis poin (0,6%) dibandingkan periode yang sama tahun 2017 yang sebesar 0,9%.
Direktur BCA Rudy Susanto mengatakan kenaikan tersebut utamanya dikarenakan pada awal tahun 2018 pihaknya memang gencar menawarkan KPR, salah satunya dengan promo bunga rendah.
"KPR NPL-nya naik itu normal, karena Februari 2018 kami agresif kasih promo seiring juga dengan pertumbuhan kredit. NPL 1,5% pun itu masih rendah," ujarnya pekan lalu.
Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan pihaknya akan mengkaji hal tersebut. Sementara untuk kenaikan tingkat suku bunga, BCA bakal berlakukan di sejumlah segmen kredit.
Namun, kenaikannya masih tipis di kisaran 25 bps-75 bps. Kenaikan bunga kredit ini tergantung dari bobot risiko masing-masing debitur. Jika risikonya lebih tinggi maka bunga yang dikenakan lebih tinggi.
Rencana BCA menaikkan bunga ini seiring dengan langkah BI yang sudah menaikkan bunga acuan sebesar 100 bps sepanjang tahun ini. Berdasarkan data suku bunga dasar kredit (SBDK) BCA sampai 30 Juni 2018, tercatat rata-rata suku bunga kredit BCA sudah single digit. Khusus untuk KPR tercatat sebesar 9,9%.
Sedikit berbeda, PT Bank Mandiri Tbk sebelumnya mengatakan bunga kredit pemilikan rumah (KPR) masih akan ditahan sampai akhir tahun. Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo beranggapan bahwa saat ini pertumbuhan kredit sektor ini masih di bawah 10%.
Belum lagi, persaingan bisnis KPR antar bank saat ini sedang ketat, terutama untuk jenis rumah pertama. Keputusan ini menurut Kartika dapat mendorong pertumbuhan kredit KPR perseroan.
"Rasanya kami tidak akan naikkan dulu sampai akhir tahun. Nanti di akhir tahun kami akan review," katanya.
Sebagai informasi saja, sampai dengan kuartal II-2018 Bank Mandiri baru mencatatkan kenaikan kredit mikro sebesar 8,2% secara yoy dengan total outstanding Rp 34,5 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News