kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Imbal hasil investasi capai Rp 29 triliun, ini koleksi saham BPJAMSOSTEK


Selasa, 11 Februari 2020 / 12:20 WIB
Imbal hasil investasi capai Rp 29 triliun, ini koleksi saham BPJAMSOSTEK
ILUSTRASI. Dana kelolaan BPJAMSOSTEK di 2019 mencapai Rp 431,67 triliun


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang 2019, dana kelolaan yang dimiliki BPJS Ketenagakerjaan atau kini dikenal dengan BPJAMSOSTEK mencapai Rp 431,67 triliun. Dengan dana kelolaan jumbo tersebut, BPJAMSOSTEK memilih sejumlah instrumen investasi.  

Tak mau masuk ke lubang yang sama seperti perusahaan pelat merah lainnya yang sedang bermasalah, pengelolaan investasi dana kelolaan BPJAMSOSTEK pun cenderung moderat. 

Mengingat, mayoritas dana kelolaan tersebut ditaruh ke instrumen surat utang. Porsinya pun mencapai yakni 60% dari total dana kelolaan atau setara Rp 259 triliun. Menyusul pada saham 19%, deposito 10,86%, reksadana 9,34%, dan sisanya investasi langsung.

Baca Juga: Sejumlah PNS khawatir peralihan program Taspen ke BP Jamsostek kurangi nilai manfaat

Berkat startegi itu, asuransi sosial ini sukses mencatatkan return investasi Rp 29,16 triliun atau meningkat 7,34% dari realisasi tahun sebelumnya yakni 27,28 triliun. 
Demi memberikan manfaat bagi peserta, pengelolaan dana jaminan sosial ini harus dilakukan secara berhati-hati dengan mempertimbangkan aspek keamanan dana, hasil optimal serta menjamin kelangsungan program jaminan sosial.

Untuk investasi pada instrumen saham yang mencapai Rp 82,02 atau 19% dari total dana kelolaan, perusahaan pun tak main-main dalam pemilihan sahamnya. 

Direktur Utama BPJAMSOSTEK Agus Susanto mengungkapkan, pihaknya tahun lalu berinvestasi lebih banyak ke emiten LQ45 yakni 98% dari total investasi di pasar saham. Ada sebanyak 25 emiten yang masuk kategori LQ45 yang dinilai mempunyai fundamental kuat.

“Saham-saham yang dipegang BPJS Ketenagakerjaan sebesar 98% LQ45 yang merupakan saham lapis satu, di mana mayoritas saham BUMN. Tidak ada investasi kami ke saham lapis kedua maupun lapis ketiga,” kata Agus di gedung DPR, Senin (10/2).

Sedangkan sebanyak sembilan emiten masuk non-LQ45. Walau begitu, Agus menegaskan bahwa sebelumnya emiten tersebut masuk kategori LQ45, tetapi kemudian terjadi penurunan kinerja sehingga harus keluar dari daftar saham LQ45. Walaupun begitu, jenis saham ini masih menghasilkan deviden cukup signifikan tahun lalu.

“Saham non-LQ45 seperti Astra Agro Lestari, Garuda Indonesia, Krakatau Steel, PP London Sumatra Indonesia, Sumarecon dan lainnya,” pungkas dia.

Dari investasi ke pasar saham, mayoritas berada ke sektor keuangan 31,88%. Kemudian sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi 20,92%, industri barang dan konsumsi 15,50%, aneka industri 11,35%, industri dasar dan kimia 7,28%, properti 4,05%, pertambangan 4,27%, perkebunan 1,37%, perdagangan jasa dan investasi 3,37%.

Inilah Saham-saham yang dikoleksi BPJAMSOSTEK

  • Adaro Energy (ADRO)
  • Aneka Tambang (ANTM)
  • Astra Internasional (ASII)
  • Bank Central Asia (BBCA)
  • Bank Negara Indonesia (BBNI)
  • Bank Tabungan Negara (Bank BTN)
  • Bank Rakyat Indonesua (BBRI)
  • Bank Mandiri (BMRI)
  • Bumi Serpong Damai (BSDE)
  • Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP)
  • Vale Indonesia (INCO)
  • Indofood (INDF)
  • Indocement Tunggal Prakasa (INTP)
  • Indo Tambangraya Megah (ITMG)
  • Jasa Marga (JSMR)
  • Kalbe Farme (KLBF)
  • Perusahaan Gas Negara (PGAS)
  • Bukit Asam (PTBA)
  • PT PP (PTPP)
  • Semen Indonesia (SMGR)
  • Telekomunikasi Indonesia (TLKM)
  • United Tractor (UNTR)
  • Unilever Indonesia (UNVR)
  • Wijaya Karya (WIKA)
  • Waskita Karya (WSKT)
  • Astra Agro Lestari (AALI)
  • Garuda Indonesia (GIAA)
  • Krakatau Steel (KRAS)
  • PP London Sumatra Indonesia (LSIP)
  • Salim Ivomas Pratama (SIMP)
  • Sumarecon Agung (SMRA)
  • Timah (TINS)
  • Wakita Beton Precast (WSBP)
  • Wijaya Karya Beton (WTON)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×