Reporter: Ferrika Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari
Sedangkan sebanyak sembilan emiten masuk non-LQ45. Walau begitu, Agus menegaskan bahwa sebelumnya emiten tersebut masuk kategori LQ45, tetapi kemudian terjadi penurunan kinerja sehingga harus keluar dari daftar saham LQ45. Walaupun begitu, jenis saham ini masih menghasilkan deviden cukup signifikan tahun lalu.
“Saham non-LQ45 seperti Astra Agro Lestari, Garuda Indonesia, Krakatau Steel, PP London Sumatra Indonesia, Sumarecon dan lainnya,” pungkas dia.
Dari investasi ke pasar saham, mayoritas berada ke sektor keuangan 31,88%. Kemudian sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi 20,92%, industri barang dan konsumsi 15,50%, aneka industri 11,35%, industri dasar dan kimia 7,28%, properti 4,05%, pertambangan 4,27%, perkebunan 1,37%, perdagangan jasa dan investasi 3,37%.
Inilah Saham-saham yang dikoleksi BPJAMSOSTEK
- Adaro Energy (ADRO)
- Aneka Tambang (ANTM)
- Astra Internasional (ASII)
- Bank Central Asia (BBCA)
- Bank Negara Indonesia (BBNI)
- Bank Tabungan Negara (Bank BTN)
- Bank Rakyat Indonesua (BBRI)
- Bank Mandiri (BMRI)
- Bumi Serpong Damai (BSDE)
- Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP)
- Vale Indonesia (INCO)
- Indofood (INDF)
- Indocement Tunggal Prakasa (INTP)
- Indo Tambangraya Megah (ITMG)
- Jasa Marga (JSMR)
- Kalbe Farme (KLBF)
- Perusahaan Gas Negara (PGAS)
- Bukit Asam (PTBA)
- PT PP (PTPP)
- Semen Indonesia (SMGR)
- Telekomunikasi Indonesia (TLKM)
- United Tractor (UNTR)
- Unilever Indonesia (UNVR)
- Wijaya Karya (WIKA)
- Waskita Karya (WSKT)
- Astra Agro Lestari (AALI)
- Garuda Indonesia (GIAA)
- Krakatau Steel (KRAS)
- PP London Sumatra Indonesia (LSIP)
- Salim Ivomas Pratama (SIMP)
- Sumarecon Agung (SMRA)
- Timah (TINS)
- Wakita Beton Precast (WSBP)
- Wijaya Karya Beton (WTON)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News