Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Imbal hasil investasi di sektor keuangan sedang merosot. Di satu sisi, investasi di teknologi finansial (tekfin) berbasis peer to peer (P2P) lending menawarkan return yang kompetitif dengan kecenderungan lebih besar dari imbal hasil investasi di sektor keuangan saat ini.
Lihat saja, salah satu perusahaan P2P lending, yaitu Akseleran menawarkan alternatif investasi dengan rata-rata imbal hasil yang cukup menggiurkan mulai dari 18% hingga 21% per tahun dengan investasi nilai awal investasi Rp 100.000.
"Tawaran imbal hasil tersebut sekitar empat kali lipat lebih tinggi dibandingkan imbal hasil di deposito perbankan," kata Christopher Gultom, Chief Credit Officer & Co-Founder Akseleran, Senin (8/10).
Ekonom Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, dengan tawaran imbal hasil tinggi, ada potensi akan terjadi perpindahan investor di pasar keuangan ke P2P lending.
"Dari investor yang main di reksadana atau saham, melihat saat ini kinerja pasar saham yang kurang oke, beberapa dari mereka akan bergerser ke P2P lending, tren perpindahan ini akan membesar," kata Bhima.
Kesempatan untuk memulai investasi di P2P lending akan semakin mudah dilakukan. Christopher mengatakan calon investor tidak perlu datang ke kantor dan membuka rekening. Investor bisa langsung mengunduh aplikasi Akseleran di Play Store. Sedangkan bagi pengguna Iphone aplikasi Akseleran akan ditemukan di App Store pada November mendatang.
"Prosesnya pilih investasi, masukkan data tunggu verifikasi dan bisa melakukan investasi mulai dari Rp 100.000," kata Christopher.
Di Akseleran, skema pengembalian investasi sesuai dengan tenor pinjaman pelaku usaha. Khusus pengembalian bunga akan dilakukan setiap bulan. Sedangkan, pengembalian pokok dapat berupa pembayaran secara bulanan seperti cicilan KPR atau pun diakhir tenor. Hal ini dapat disesuaikan dari siklus usaha tersebut.
Bhima mengingatkan sebelum investor maupun debitur untuk teliti dalam memilih perusahaan P2P lending. Selain itu, pelajari betul mengenai ketentuan dan tawaran bunga dan dendanya, serta risikonya.
"Bunga yang ditawarkan murah, tetapi denda keterlambatan per hari Rp 50.000 padahal dana yang pinjam sedikit, ini perlu dipertimbangkan," kata Bhima. Yang terpenting baik investor maupun debitur harus berhati-hati dan sadar betul saat memberikan data pribadi ketika mendaftakan diri di aplikasi perusahaan P2P lending.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News