Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Hari ini pemerintah menerbitkan Obligasi Negara Ritel Indonesia (ORI) seri 009. Perbankan ingin menyerap ORI lebih besar dari sebelumnya. Nasabah wealth management menggandrungi produk ORI meskipun imbal hasil (yield) terbilang rendah dibanding bunga deposito di konter bank.
Pemerintah menetapkan kupon ORI sebesar 6,25% per tahun. Jika dibandingkan dengan kupon ORI 008 yang terbit tahun lalu (7,3% per tahun), kupon ORI 009 lebih rendah 105 basis poin (bps). Sebagai pembanding, bunga deposito di konter bank berkisar antara 6% sampai 7% per tahun, tergantung nilai simpanan dan likuiditas bank.
Senior Vice Presiden of Wealth Management Bank Mandiri, Inkawan D. Jusi, mengatakan, Mandiri menargetkan bisa menyerap ORI 009 lebih dari Rp 1 triliun atau lebih tinggi dari sebelumnya. Khusus ORI 008, tahap awal bank berpelat merah ini menyerap Rp 900 miliar kemudian nilainya bertambah hingga di atas Rp 1 triliun. "Khusus ORI 009 mungkin kami tidak akan mengambil banyak karena imbal hasilnya hampir sama dengan deposito, padahal sebelumnya lebih tinggi," tutur Inkawan, Kamis (20/9).
Meski begitu, Mandiri tetap optimistis para nasabah berminat membeli ORI karena mereka telah merasakan keuntungan. Bank mengantongi fee pada kisaran 0,1%-0,5% dari penjualan ORI.
Direktur Konsumer Bank OCBC NISP Rudy N. Hamdani menuturkan, pihaknya telah menawarkan ORI kepada nasabah-nasabah berkantong tebal yang sudah biasa memborong ORI. Penawaran ini dilakukan seminggu sebelum peluncuran ORI 009 pada Jumat (21/9). Bahkan, telah ada nasabah yang memesan obligasi bertenor tiga tahun ini. "Kami akan menjual ORI 009 pada target tertentu, kebanyakan nasabah yang berminat dari Jakarta," kata Rudy.
Bank milik investor Singapura ini menargetkan menyerap ORI 009 minimal sebesar Rp 100 miliar. Jika permintaan lebih besar, perseroan akan mengajukan kembali ORI kepada pemerintah. Sebelumnya, bank ini menjual ORI 008 hingga Rp 130 miliar.
Menurut Rudi, nasabah berminat membeli ORI 009 karena keuntungannya terjamin hingga masa tenor, meskipun imbal hasilnya rendah. Selain itu, ORI dijamin pemerintah sehingga investor merasa aman terhadap investasinya. "Over all, nasabah masih tertarik," tambahnya.
Direktur Ritel Bank ANZ, Anthony Suwandy, mengatakan, perseroan kembali menjual ORI 009, setelah sebelumnya sukses memasarkan ORI 008 hingga Rp 119 miliar dalam waktu empat hari. "Pembelian obligasi ini minimal Rp 5 juta atau paling tinggi Rp 3 miliar," ucap Anthony.
Sekretaris Perusahaan Bank Rakyat Indonesia (BRI), Muhammad Ali, menambahkan, dengan diturunkannya batas minimal pembelian, makin banyak investor ritel yang bisa memiliki ORI.
Pada tahun lalu, bank spesialis mikro ini menjual ORI 008 senilai Rp 634 miliar atau di atas target awal Rp 500 miliar. Untuk tahun ini, BRI masih enggan menyebut targetnya. Ali mengatakan akan memanfaatkan sentra layanan prioritas BRI untuk mencapai target penjualan semaksimal mungkin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News