Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri fintech P2P lending terus mencatat pertumbuhan dalam hal penyaluran pinjaman. Sepanjang kuartal I-2022, industri ini telah menyalurkan pinjaman senilai Rp 56,6 triliun atau tumbuh sekitar 6% secara tahunan atawa year on year (YoY).
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran pinjaman di periode Maret 2023 saja mencapai Rp 19,74 triliun. Periode tersebut tumbuh 8,29% dari bulan sebelumnya, mengingat itu juga momen Ramadan.
“Nominal dimaksud lebih kecil apabila dibandingkan dengan periode Maret 2022 yang juga sebulan sebelum Lebaran tahun lalu yang mampu mencapai Rp 23,07 triliun,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Lembaga Penjaminan dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono.
Ogi juga bilang di momen sebelum Lebaran tersebut, porsi penyaluran pendanaan P2P lending kepada sektor konsumtif pada bulan Maret 2023 sebesar 60,03% dari total penyaluran industri.
Baca Juga: Fintech Lending Tumbuh Positif, AFPI Dorong Literasi Keuangan dan Akses Pendanaan
Angka tersebut menunjukkan adanya peningkatan kontribusi penyaluran pinjaman di sektor konsumtif jika dibandingkan pada Februari 2023 maupun akhir tahun 2022.
“Bulan Februari 2023 hanya mencapai 59,33% atau pada bulan Desember 2022 (akhir tahun) hanya mencapai 57,96%,” ujar Ogi.
Meskipun demikian, Ogi belum bisa memastikan apakah penyaluran pinjaman yang tumbuh di momen Ramadan itu juga disertai dengan kualitas kredit yang baik. Mengingat, pelaporan periode April 2023 belum memasuki jatuh tempo pelaporan.
Namun, ia bilang berdasarkan data historis tahun lalu, momen Lebaran tidak berpengaruh langsung pada peningkatan yang signifikan terhadap angka TWP90 dan masih dalam angka kisaran 2% hingga 3%.
“OJK akan memonitor dan mengawal perkembangan industri P2P lending agar tetap tumbuh secara berkelanjutan dan stabil,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News