Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri fintech peer-to-peer (P2P) lending berhasil mencatatkan kenaikan penyaluran pinjaman kepada usaha kecil menengah (UKM) di kuartal I-2023.
Industri P2P lending memang diprediksi bakal terus tumbuh, sejalan dengan kinerja positif yang diraih oleh para pelaku usahanya.
Contohnya, hingga akhir kuartal I-2023, Grup Modalku telah berhasil menyalurkan pendanaan sebesar lebih dari Rp 46,7 triliun kepada lebih dari 5,1 juta total transaksi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.
"Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, angka penyaluran pendanaan Grup Modalku mengalami pertumbuhan sebesar lebih dari 40,5%," kata Reynold Wijaya selaku Co-Founder & CEO dari Modalku kepada Kontan.co.id, Jumat (14/4).
Reynold mengatakan, pertumbuhan yang dialami oleh Modalku didukung oleh berbagai kolaborasi yang dilakukan untuk menjangkau lebih banyak UMKM dan inovasi produk yang menyesuaikan dengan kebutuhan UMKM.
"Di sisi lain, untuk menjaga pertumbuhan perusahaan, Modalku juga fokus terhadap kesehatan finansial perusahaan dengan bijak dalam mengatur seluruh alokasi pengeluaran perusahaan," ujar dia.
Baca Juga: Banyak Peminat Pinjam Rp 2 Miliar
Ada juga fintech P2P lending Akseleran yang berhasil membukukan kenaikan penyaluran pinjaman per kuartal pertama 2023. Group CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Tambunan menuturkan, pertumbuhan Akseleran tetap terjaga dengan baik melalui kinerja bisnis perseroan di kuartal I 2023 dengan rata-rata penyaluran pinjaman bulanan menembus di kisaran angka Rp 260 miliar hingga Rp 310 miliar.
Tercatat, selama periode Januari hingga Maret di tahun ini, penyaluran pinjaman Akseleran berhasil mencapai Rp 800 miliar lebih atau tumbuh hingga 32% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Penetrasi penyaluran pinjaman Akseleran terus meningkat di luar wilayah Pulau Jawa yang berhasil berkontribusi lebih dari 10% dari total penyaluran, antara lain di Sumatra Utara, Kalimantan Barat, Kepulauan Riau, Bali, dan Sulawesi Selatan.
"Dengan sektor-sektor usaha yang masih mendominasi, yakni engineering/construction, coal & related energy, oil & gas, business & consumer services, dan transportasi,” terang Ivan.
Selain itu, Ivan bilang pertumbuhan yang terjadi turut ditopang oleh melesatnya produk payroll-backed employee loan yang walaupun kontribusinya belum sampai lebih dari 5% penyaluran pinjaman Akseleran namun selama tiga bulan terakhir di tahun ini berhasil tumbuh hingga 121% dibandingkan realisasi yang sama di tahun sebelumnya.
Baca Juga: Dukung Kemudahan Akses Permodalan Bagi UKM dengan Securities Crowdfunding
Menurut Ivan, untuk produk employee loan, Akseleran sudah bekerja sama dengan sebanyak 108 perusahaan yang menjadi mitra kerja dan diperkirakan akan bertambah terus.
Ivan menambahkan, sekitar 97% total penyaluran pinjaman diperuntukkan kepada sektor produktif, khususnya UKM dan sisanya untuk produk lain yang menyasar consumer loan, yaitu employee loan.
Hingga saat ini, kata Ivan, ada sebanyak hampir 5.000 UKM yang sudah memperoleh pinjaman modal usaha melalui Akseleran, bahkan salah satu dari usaha penerima pinjaman tersebut sudah berhasil melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sekadar informasi, total penyaluran pinjaman usaha secara kumulatif Akseleran telah mencapai sekitar Rp 7,5 triliun lebih hingga minggu pertama April 2023. Dengan mengusung target Rp 6 triliun di tahun ini, atau naik 100% dibandingkan realisasi tahun 2022, Ivan bilang semakin mendekati langkah Akseleran menuju penyaluran pinjaman dengan total kumulatif sebesar lebih dari Rp12 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News