Reporter: Febrina Ratna Iskana, Christine Novita Nababan, Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Jika selama ini banyak investor asing menyerbu masuk ke negeri ini, kini giliran industri keuangan lokal melakukan serangan balik. Rencana Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) menjadi peluang pelaku industri keuangan ekspansi ke negara jiran. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendukung ekspansi industri asuransi lokal agar menyasar pasar ASEAN.
"Persiapan harus bagus, jangan cuma bertahan, bagaimana kita menyerang pasar lain," ujar Firdaus Djaelani, Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank OJK. Kemarin, anak usaha Bank Mandiri: Mandiri Sekuritas dan Mandiri Manajemen Investasi meresmikan kantor di Singapura.
Evan Lim, CEO Mandiri Investment Management Pte. Ltd (MIM) mengatakan, MIM akan mengelola dana investor internasional dan menerbitkan produk. Tahun ini, MIM menargetkan dana kelolaan US$ 100 juta. Menurut Evan, 80% bisnis private bank Singapura berhubungan dengan klien Indonesia.
"Mereka sudah mengenal pasar Indonesia dan MIM akan membantu nasabah yang membutuhkan investasi di Indonesia," ujar Evan di Singapura, kemarin (25/3).
Wendy Isnandar, Direktur Mandiri Manajemen Investasi, menambahkan, di sektor riil, MIM akan menggarap produk seperti kontrak investasi kolektif reksadana penyertaan terbatas (RDPT). RDPT ini akan diinvestasikan ke dalam beberapa proyek, seperti infrastruktur, perkapalan dan proyek energi terbarukan.
Sedang Mandiri Sekuritas dalam proses pembicaraan penerbitan obligasi Ringgit Malaysia bersama RHB Investment Bank Berhad (KONTAN, 18 Maret 2014). Di industri asuransi, Asuransi Central Asia (ACA) sudah menancapkan kuku di Thailand, Hong Kong, Taiwan, Filipina, China, Vietnam dan Kamboja. Dalam waktu dekat, "Kami akan menambah satu lagi ke negara tetangga, tunggu izin dari sana dulu, baru bisa ngomong," tutur Teddy Hailamsah, Presiden Direktur ACA kepada KONTAN, Selasa (25/3).
ACA ekspansi ke negara-negara tetangga melalui skema joint venture dan kerjasama. Di Kamboja semisal, ACA memiliki 20% saham di Asian Insurance Internasional yang memiliki anak usaha: Asian Insurance, Bangkok Insurance Adapun di Filipina, ACA memiliki saham di Asia Insurance Corporation. Asuransi Jasindo juga berniat mengembangkan sayap ke negara tetangga.
"Rencana ini belum final," ujar Direktur Ritel Asuransi Jasindo Sahata L. Tobing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News