kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Industri perbankan akan turunkan LDR


Jumat, 18 Oktober 2013 / 20:10 WIB
Industri perbankan akan turunkan LDR
ILUSTRASI. Asam urat adalah jenis radang sendi yang melibatkan rasa sakit yang tiba-tiba, pembengkakan, dan peradangan pada persendian.


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Sejumlah bank mulai memperlambat ekspansi kredit guna menurunkan rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR). Sikap ini merupakan respon terhadap kebijakan Bank Indonesia menurunkan batas atas ketentuan GWM-LDR dari 100% menjadi 92%.

PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk mengaku siap menjaga LDR hingga akhir tahun dikisaran 80% hingga 85%. Direktur Utama Bank BNI Gatot M. Suwondo bilang, LDR BNI meningkat dari 76,8% pada kuartal III-2012 menjadi 84,7% pada kuartal III-2013.

"Tapi menurut kami angka LDR itu masih oke," kata Gatot di Gedung BNI, Jakarta, Jumat (18/10).

Ke depan, kata Gatot, BNI siap menjaga pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan pertumbuhan kredit secara baik. Hal ini karena BNI terus menjaga agar pertumbuhan LDR tidak berada atas level yang ditentukan oleh otoritas perbankan.

"Kami menaikkan  DPK tapi sekaligus menaikkan loan juga. Dari 84% LDR BNI, sebanyak 90% berupa rupiah. Valas (valuta asing)-nya sekitar 46%. Kami memang fokus ke rupiah. Kami jaga LDR di 80%-85%. Likuiditas terjaga," ujarnya.

BNI sendiri mengucurkan kredit sebesar Rp 234,91 triliun di triwulan III-2013. Angka ini tumbuh 27,3% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 184,48 triliun. Kualitas kredit diklaim membaik, yang ditandai dengan menurunnya net NPL maupun gross NPL. Net NPL turun dari 0,8% pada kuartal III-2012 menjadi 0,6% pada kuartal III-2013.

Sebelumnya, PT Bank Danamon Indonesia Tbk juga akan menjaga LDR dikisaran 99% pada kuartal III-2013. Direktur Keuangan Bank Danamon Vera Eve Lim mengatakan, rasio LDR turun cukup tajam jika dibandingkan posisi kuartal II 2013 sebesar 105,4%.

Penurunan LDR didorong penyaluran kredit baru yang tidak ekspansif memasuki kuartal III. Secara quartal to quartal (QoQ), kredit Bank Danamon hanya tumbuh 4% menjadi Rp 129 triliun. Adapun jika dihitung secara tahunan, penyaluran kredit tumbuh 14%.

Di sisi lain, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) melampaui pertumbuhan ekspansi kredit secara QoQ. Presentasi Keuangan perseroan menunjukkan, jumlah DPK per kuartal III mencapai Rp 102,3 triliun atau tumbuh 10% (QoQ).

PT Bank Tabungan Negara, Tbk (BBTN) juga berniat menurunkan tingkat LDR menjadi di bawah 100%. Maryono, Direktur Utama BTN menjelaskan, perseroan berupaya menggenjot DPK sembari mengerem pertumbuhan kredit hingga akhir tahun  sehingga rasio LDR bisa tertekan. "Kami targetkan DPK tumbuh di atas Rp 90 triliun sehingga LDR di bawah 100%," ujar Maryono.

Per September 2013 penyaluran kredit BTN tumbuh 25,4% menjadi Rp 92 triliun. Namun, hingga akhir tahun pertumbuhan kredit diproyeksi berada pada level 22%-23%.

Catatan saja, bank dengan tingkat LDR di atas 92% tidak terkena dis-insentif selama rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai sedikitnya 14%. BI tengah mempertimbangkan menaikkan klausul CAR jika LDR perbankan masih di atas 92%. Adapun, penurunan batas atas LDR dilakukan untuk mendorong bank memperlambat kredit.

Revisi batas LDR ini bertujuan agar penyaluran kredit dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) berlangsung prudent. Sebab, beberapa bank masih mencatat kredit yang relatif tinggi meski ekonomi melambat. Revisi ini dimaksudkan agar bank bisa menghadapi risiko dan memperkuat stabilitas sistem keuangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×