Reporter: Christine Novita Nababan, Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Pelaku usaha reasuransi dalam negeri siap banting tulang demi menggenjot perolehan laba. Di Tahun Kambing Kayu ini, beberapa perusahaan reasuransi memasang target pertumbuhan laba hingga 20% dibandingkan tahun lalu.
PT Reasuransi Internasional Indonesia (ReIndo) misalnya. Anak usaha PT Reasuransi Utama Indonesia (Persero) tersebut mengincar kenaikan laba 20% saban tahunnya. Nilai keuntungan ReIndo pada tahun ini ditaksir mencapai Rp 200 miliar.
"Seperti tahun lalu, momentum tahun ini masih akan berasal dari lini asuransi umum," ujar Adi Pramana, Direktur Utama ReIndo, Selasa (3/3).Bisnis underwriting reasuransi umum ReIndo masih akan dominan ketimbang asuransi jiwa.
Tahun lalu, laba ReIndo meroket 214,39% menjadi Rp 181 miliar dibandingkan tahun 2013. Lonjakan laba didorong oleh pertumbuhan premi.
Tahun lalu, total premi yang dikantongi ReIndo naik 26,31% menjadi Rp 2,01 triliun. Sedangkan klaim yang harus dibayarkan oleh ReIndo mencapai Rp 1 triliun. "Klaim reasuransi umum banyak berasal dari penutupan risiko properti (non marine)," jelas Adi.
Sedendang seirama, PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk yakin laba 2015 akan tumbuh 26,08%. Tahun lalu, laba bersih perusahaan yang mejeng di lantai bursa dengan kode saham MREI sebesar Rp 115 miliar.
"Target laba kami tahun ini Rp 145 miliar," ujar Yanto J. Wibisono, Direktur Keuangan PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk.
Kenaikan laba ini tak lepas dari upaya MREI mendongkrak premi bruto. Premi bruto MREI tahun lalu mencapai Rp 900 miliar. Nah, di tahun ini, MREI menargetkan premi sebesar Rp 1,15 triliun.
PT Tugu Reasuransi Indonesia alias TuguRe membidik pertumbuhan laba komprehensif 22,05%. Sepanjang tahun lalu, TuguRe meraup laba Rp 90,7 miliar. "Kami targetkan laba komprehensif tahun 2015 sebesar Rp 110,7 miliar," ujar Moro W. Budhi, Presiden Direktur TuguRe.
Tak hanya laba, TuguRe juga mengincar kenaikan pendapatan premi 26,95% menjadi Rp 1,15 triliun. Tahun lalu, TuguRe mencetak pendapatan premi Rp 1,46 triliun. "Mayoritas premi berasal dari lini bisnis asuransi kebakaran atau properti," jelas Moro.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News