Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Di akhir tahun lalu, industri reasuransi nasional boleh unjuk gigi. Pasalnya, pendapatan preminya tercatat tumbuh 41,5% atau menjadi Rp 3,2 triliun jika dibandingkan dengan posisi tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 2,3 triliun.
Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), pertumbuhan premi industri reasuransi tertinggi berasal dari aktivitas usahanya mem-back up lini asuransi kecelakaan diri dan kesehatan. Lini ini menyumbang perolehan premi Rp 310 miliar atawa melejit 201% ketimbang tahun 2012 silam.
Nah, selanjutnya diikuti oleh lini asuransi aneka yang meningkat 146,5%, asuransi rangka kapal yang tumbuh 51,9% menjadi Rp 340,96 miliar, asuransi harta benda naik 41% dan asuransi pengangkutan kapal. Sementara, asuransi kredit dan kendaraan bermotor menyumbang pertumbuhan negatif 29,8% dan minus 2,3%.
Secara keseluruhan, Julian Noor, Direktur Eksekutif AAUI mengatakan, industri reasuransi nasional membukukan kinerja kinclong. Indikator positif lainnya tercermin dari hasil underwriting aktivitas usaha reasuransi yang meningkat jauh lebih baik.
“Di sepanjang tahun lalu, hasil underwriting reasuransi tercatat tumbuh 68% atau menjadi Rp 178,68 miliar. Kontribusi tertinggi dari hasil underwriting asuransi aneka dan rangka kapal, rekayasa dan pengangkutan kapal,” imbuh dia, ditemui KONTAN, Kamis (3/4).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News