Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Industri asuransi umum agaknya boleh unjuk gigi. Pasalnya, ketimbang saudaranya, yakni industri asuransi jiwa, pencapaian asuransi umum tercatat lebih kinclong. Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), pendapatan preminya tumbuh 20,1% menjadi Rp 46,79 triliun hingga akhir tahun lalu (unaudited).
Pertumbuhan pendapatan premi itu, Julian Noor, Direktur Eksekutif AAUI mengatakan, ditopang oleh penutupan risiko pada lini usaha energy on shore di akhir tahun. “Sehingga, pertumbuhan lini energy on shore tampak luar biasa melejit 731% menjadi Rp 1,06 triliun. Ini berasal dari ativitas pengeboran,” ujarnya ditemui KONTAN, Kamis (3/4).
Faktor pendukung pertumbuhan premi lainnya juga berasal dari lini usaha asuransi kredit. Lini usaha ini meningkat 181%, yaitu dari Rp 798,15 miliar pada 2012 silam menjadi Rp 2,24 triliun pada akhir tahun lalu. Pertumbuhan asuransi kredit merupakan konsekuensi dari pertumbuhan penyaluran kredit.
Adapun, lini usaha asuransi tanggung gugat membukukan pertumbuhan 34% atau menjadi kontributor pertumbuhan ketiga tertinggi setelah energy on shore dan asuransi kredit. Diikuti oleh lini rekayasa yang tumbuh 18%, harta benda 17%, asuransi rangka kapal 16% dan kecelakaan diri dan kesehatan 16%.
Lini usaha asuransi lainnya hanya tercatat bertumbuh di kisaran 9% - 15%, seperti pengangkutan kapal, kendaraan bermotor, penjaminan, dan aneka. Hanya lini usaha asuransi pesawat udara dan energy off shore yang mencatatkan pertumbuhan minus, masing-masing minus 6% dan minus 41%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News