kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45934,39   6,03   0.65%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inflasi Bergejolak, Kinerja Emiten Asuransi Masih Optimistis


Selasa, 02 Agustus 2022 / 18:59 WIB
Inflasi Bergejolak, Kinerja Emiten Asuransi Masih Optimistis
ILUSTRASI. Beberapa emiten asuransi masih menorehkan kinerja positif mengakhiri semester pertama pada 2022./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/.


Reporter: Ignatia Ivani | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah gejolak inflasi yang kian masif, rupanya beberapa emiten asuransi masih menorehkan kinerja positif mengakhiri semester pertama pada 2022. Performa baik ini bisa dipertahankan bila sejalan dengan peningkatan partisipasi nasabah dalam membayarkan preminya.

Analis senior Infovesta Utama Praska Putrantyo mengatakan, tingkat partisipasi dan konsistensi nasabah melalui tingkat kesadaran terhadap pentingnya asuransi dan faktor inflasi secara tidak langsung mempengaruhi kontribusi nasabah terhadap premi. Dampaknya, ini bisa mempengaruhi kinerja asuransi ke depannya.

Dari 15 perusahaan asuransi, terdapat lima emiten asuransi dengan kapitalisasi terbesar yang masih menunjukkan performa baiknya bila dilihat secara year to date (ytd). Adapun kelima emiten tersebut, antara lain PT Asuransi Harta Aman Pratama (AHAP) tumbuh 54,05% ytd, PT Asuransi Bintang Tbk (ASBI) naik 7,48%, PT Asuransi Tugu Pratama Tbk (TUGU) turun 13,17% ytd, Asuransi Jasa Tania Tbk (ASJT) turun 6,47% ytd, Lippo General Insurance Tbk (LPGI) tumbuh 106,12% ytd.

Dari keseluruhan emiten asuransi, Praska merekomendasikan TUGU dan PNLF yang memiliki prospek menarik ke depannya. Ia bilang, alasan memilih dua emiten tersebut karena secara valuasi sangat menarik Price Earning Ratio (PER) di bawah 10x, artinya saham emiten TUGU dan PNLF bisa didapatkan dengan harga yang terjangkau. Lebih lagi, rasio price book value (PBV) di bawah 1x, angka ini menunjukkan harga saham lebih rendah dari nilai perusahaan sesungguhnya.

Salah satu emiten yang menoreh performa positif datang dari Asuransi Harta Aman Pratama yang sukses membukukan laba komprehensif yang tumbuh 300% menjadi Rp 4,28 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang berkisar Rp 1,07 miliar. Adapun pendapatan premi neto tumbuh 42,39% dari Rp 74,97 miliar pada Juni 2021 menjadi Rp 106,75 miliar.

Posisi kedua ditempati oleh Asuransi Bintang yang mencatatkan laba sebesar Rp Rp 3,88 miliar atau alami peningkatan 171,32% pada semester pertama tahun ini. Kenaikan ini melejit dari yang sebelumnya hanya berkisar Rp 1,43 miliar di akhir Juni 2021. Pendapatan premi bersih ASBI tumbuh 9,44% menjadi Rp 111,47 pada periode pertama 2022 ketimbang periode sama tahun lalu sebesar Rp 101,85 miliar.

Presiden Direktur Asuransi Bintang HSM Widodo menyebutkan peningkatan ini menggunakan instrumen mild increase saja dengan tetap menjaga kualitas underwriting.

Baca Juga: Tugu Insurance Raih Asuransi Terbaik 2022

"Ada beberapa di lini bisnis properti ditambah reboundnya bisnis mikro dari existing dan partner baru. Dan untuk lini product traditional/konvensional kita hanya mengejar pertumbuhan kecil saja di angka 5%-10%, akan tetapi kita mencoba mengejar pertumbuhan melalui Asuransi Tanaman Berbasis Index untuk tanaman coklat yang sudah mulai berjalan," tuturnya pada Selasa (8/2).

Ia lebih lanjut menjelaskan adanya inflasi tentu akan berimbas pada penurunan premi, terutama di sektor ritel karena asuransi bukanlah prioritas untuk masyarakat kita. Untungnya, persoalan bisa segera teratasi

"Untuk Marine Cargo kenaikan harga komoditas malah meningkatkan besaran absolute premi karena harga pertanggungan meningkat," jelasnya.

Selanjutnya, kenaikan laba juga dialami oleh Asuransi Tugu Pratama yang mencatatkan laba sebesar Rp 225,586 miliar pada penutupan periode tahun ini. Pada akhir Juni 2021, laba TUGU hanya Rp 142,43 miliar. Pun pendapatan Tugu naik 13,93% menjadi Rp 1,46 triliun. Serta premi bruto pada periode ini Rp 3,53 triliun.

Asuransi Jasa Tania mencatat pertumbuhan laba 34,30% menjadi Rp 109,61 miliar dibandingkan akhir tahun lalu yang senilai Rp 81,61 miliar. Meskipun mengalami kenaikan laba, ASJT mengalami penurunan premi bruto menjadi Rp 103,52 triliun dibandingkan Desember 2021 sebesar Rp 114,78 triliun. Lebih lanjut, pendapatan underwriting ASJT juga turun sebesar Rp 48,48 triliun dari yang sebelumnya Rp 59,63 triliun.

Di posisi lima besar ada Lippo General Insurance Tbk yang juga membukukan laba menjadi Rp 92,74 miliar ini tumbuh 26,29% dari Rp 73,43 miliar dari periode yang sama tahun lalu. Pada penutupan periode pertama tahun ini, pendapatan LPGI dari premi asuransi pun naik menjadi Rp 1,25 triliun atau alami peningkatan 21,93%.

Presiden Direktur Lippo General Insurance Agus Benjamin bilang, pertumbuhan laba ini dikontribusi oleh pengelolaan manajemen risiko yang terukur.

"Kami mengupayakan semua lini bisnis berkontribusi dan bersyukur selama semester satu tahun ini, hal ini tercapai. Untuk semester 2 2022 akan diupayakan hal yang sama," ujarnya.

Baca Juga: Kasus Asuransi Wanaartha Life, Bareskrim Polri Tetapkan Tujuh Orang Tersangka

Lebih lanjut, ia juga mengakui semester dua tahun 2022 ini akan lebih menantang lantaran adanya lonjakan inflasi di sektor makro yang juga akan berimbas pada sektor mikro dimana terjadi perubahan pola aktivitas masyarakat setelah endemik.

Praska juga bilang, peningkatan premi bisa mempengaruhi peningkatan kinerja keuangan asuransi. Dan apabila partisipasi nasabah menurun, terlebih di tengah tingginya inflasi saat ini, tentu hal ini secara tidak langsung mempengaruhi kontribusi premi dari nasabah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×