Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki penghujung tahun, bank pelat merah semakin getol menyalurkan kredit pada korporasi. Mayoritas dari total kredit korporasi tersebut masih bersumber dari proyek infrastruktur pemerintah.
PT Bank Negara Indonesia Tbk atau BNI misalnya yang mencatat sampai dengan bulan Agustus 2017 telah menyalurkan kredit korporasi mencapai Rp 181,27 triliun. Jumlah tersebut meningkat sebesar 12,4% dibanding pencapian periode yang sama tahun lalu atau secara year on year (yoy).
Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta mengatakan mayoritas kredit korporasi perseroan berasal dari sektor kelistrikan, jalan tol, transportasi serta pertambangan.
Sementara itu, hingga akhir tahun bank berlogo 46 ini optimis mampu menembus target realisasi kredit korporasi sebesar Rp 210 triliun. "Masih di kelistrikan, tol, transportasi dan pertambangan paling banyak. Akhir tahun semoga bisa lebih dari target," ujar Herry kepada Kontan.co.id, Senin (9/10).
Sebelumnya, Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengungkapkan kredit infrastruktur cukup memberikan kontribusi terbesar pada penyaluran kredit perseroan. Menurutnya, lebih dari 24% kredit BNI masuk ke infrastruktur.
"Kredit kami Rp 398 triliun per Agustus 2017, sekitar 24% ada di infrastruktur," katanya pekan lalu. Memakai asumsi tersebut, artinya BNI telah menyalurkan sekitar Rp 95,5 triliun kredit ke sektor infrastruktur sampai dengan bulan Agustus 2017.
Lebih lanjut, Baiquni menyebut dari total kredit infrastruktur, hampir 24% masuk ke kredit jalan tol, kemudian 26% ke sektor kelistrikan sementara sisanya merupakan telekomunikasi dan transportasi.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) juga getol menyalurkan kredit korporasi. Kendati belum dapat merinci besaran kredit korporasi, Direktur Korporasi BRI Mohammad Irfan mengatakan, mayoritas kredit segmen ini masuk ke kredit infrastruktur.
Bahkan, bank nomor wahid di Indonesia ini memproyeksikan sampai akhir tahun pihaknya mampu menyalurkan kredit infrastruktur mencapai Rp 51,45 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 14,11% dibandingkan dengan pencapaian sepanjang tahun 2016.
Adapun, sampai dengan akhir semester I 2017 BRI mencatat realisasi kredit infrastruktur mencapai Rp 47,13 triliun. Artinya, untuk mencapai target penyaluran kredit infrastruktur, bank bersandi saham BBRI ini setidaknya masih harus menyalurkan kredit sebesar Rp 4,32 triliun.
Irfan menyebut, sampai dengan semester II 2017 pihaknya telah memiliki sejumlah proyek infrastruktur yang akan dibiayai.
Antara lain, transmisi listrik Sumatera Tahap 3 (New Auduri-Muara Enim) kerjasama antara Waskita Karya dan PLN. Serta beberapa kredit modal kerja sektor kelistrikan antara lain PLN tahap 7 dan Indonesia Power.
Selain itu, pihaknya juga memiliki pipeline pembiayaan jalan tol antara lain tol trans Sumatera, tol Kunciran-Cengkareng, Tol Jakarta-Cikampek Elevated. "Selain itu kami juga akan biayai LRT," ujar Irfan.
Selain kedua bank tersebut, PT Bank Mandiri Tbk sebelumnya juga menyebut memiliki pipeline kredit infrastruktur sekitar Rp 25 triliun hingga Rp 30 triliun sampai dengan akhir tahun 2017. Direktur Wholesale Banking Bank Mandiri Royke Tumilaar menargetkan sampai dengan akhir tahun kredit infrastruktur mampu tumbuh 20% secara yoy.
Dilihat dari komposisi, kredit infrastruktur Bank Mandiri didominasi oleh pembiayaan untuk jalan tol dengan porsi 25-30% dan kredit ke infrastruktur energi sebesar 25%. “Kedua segmen tersebut masih mendominasi, dengan kontribusi sekitar 50% dari total portofolio kredit infrastruktur,” ujar Royke.
Kredit macet rendah
Bank bakal injak gas mengucurkan kredit korporasi karena kualitasnya yang masih baik. Baiquini bilang, kredit macet atau non-performing loan (NPL), Baiquni menilai sektor infrastruktur relatif memiliki NPL rendah.
"Total NPL kami 2,8%, untuk di infrastruktur rasanya tidak ada masalah," tambahnya.
Sekadar informasi, berdasarkan laporan keuangan bulan Agustus 2017 BNI tercatat berhasil membukukan penyaluran kredit sebesar Rp 395,72 triliun. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 15,53% secara yoy dibanding realiasi tahun sebelumnya sebesar Rp 342,51 triliun.
Begitu juga Bank Mandiri yang pede dengan kesehatan kredit korporasi. Royke bilang, NPL sektor korporasi Bank Mandiri yang terbilang rendah, berada di bawah 1%.
mayoritas kredit korporasi bank bumn masih didominasi infrastruktur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News