Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - Usaha koperasi semakin tumbuh dan berkembang. Walaupun 43.000 koperasi telah dibubarkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) pada semester I 2017, namun terdapat beberapa koperasi yang berkualitas dan mencatatkan pertumbuhan usaha yang signifikan. Berikut daftarnya menurut Kemkop:
1. Koperasi Sejahtera Bersama
Ketua Pengawas Koperasi Sejahtera Bersama (KSB) Iwan Setiawan memaparkan, saat ini Rapat Anggota Tahunan (RAT) koperasi sudah bisa dilakukan secara online. Bila RAT konvensional bisa menghabiskan dana Rp2 miliar, maka dengan RAT elektronik hanya Rp200 juta.
"Dana itu bisa dialokasikan untuk hal lain yang lebih bermanfaat, misalnya pendidikan anggota", ungkap Iwan dalam keterangan tertulis kepada KONTAN, Selasa (5/9).
Selain efisiensi biaya, lanjut Iwan, tingkat partisipasi anggota dalam RAT elektronik juga tinggi, di kisaran 78%. "Anggota juga bisa detail membaca laporan pengurus dan pengawas. Masukan dari anggota juga banyak. Dan kita masuk MURI sebagai koperasi pertama di Indonesia yang melakukan RAT secara online", tukas Iwan.
2. Koperasi Telekomunikasi Seluler (Kisel)
Wakil Ketua I Koperasi Telekomunikasi Seluler (KiSel) Teddy Indra Permana menjelaskan, pihaknya terus melakukan inovasi bisnis agar kinerja meningkat dan tidak monoton. Anggota koperasi karyawan Telkomsel ini sudah mencapai 8.000 orang. "Untuk itu, kita tidak bisa jalan sendiri, melainkan harus menjalin kemitraan dengan pihak lain", kata Teddy.
Saat ini, kata Teddy, KiSel yang sudah berdiri sejak 1996, sudah memiliki lima anak usaha berbentuk PT. Bidang usahanya adalah outsourcing karyawan Telkomsel, pembangunan infrastruktur (BTS), building management, juga MICE.
"Memang, 90% usaha kita masih internal dari Telkomsel sebagai induk. Tapi, tahun depan, kita akan bergerak ke luar juga, berkembang ke luar dari core business kita selama ini", kata Teddy lagi.
3. Koperasi Kospin Jasa
Ketua Kospin Jasa Andi Arslan memaparkan bahwa sejak berdiri pada 1973 dengan modal Rp14 juta, kini Kospin sudah mengantungi pendapatan Rp7,3 triliun. "Kita menjadi besar dan kuat karena tetap mempertahankan komposisi sejarahnya, yaitu dari etnis pribumi, Arab, dan Cina. Ini menjadi kekuatan Kospin Jasa sampai saat ini", kata Andi.
Andi pun mengungkapkan kiat-kiat Kospin Jasa menjadi besar. Pertama, masalah SDM. Kospin melakukan rekrutmen dengan baik, penempatan yang tepat, hingga diklat yang rutin. Kedua, memiliki jaringan yang luas, dimana Kospin akan membuka cabang mendekati lokasi dari usahanya milik anggota.
Ketiga, berbasis IT. Kospin saat ini sudah memiliki ATM dan mBanking untuk pembayaran-pembayaran. Keempat, menciptakan produk sesuai dan berbasis kebutuhan anggota.
"Kelima, yang tak kalah penting adalah loyalitas anggota. Dengan pendekatan kekeluargaan, kultural, dan juga manfaat. Kospin Jasa selalu bicara kualitas terhadap anggota", pungkas Andi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News