kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.910.000   -13.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Ini alasan BTN terima pinjaman dari ICBC Indonesia


Rabu, 16 September 2015 / 16:29 WIB
Ini alasan BTN terima pinjaman dari ICBC Indonesia


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menerima fasilitas pinjaman senilai 5 miliar remimbi atau setara Rp 11,4 triliun dari PT Bank ICBC Indonesia. Pinjaman ini berskema bilateral loan agreement alias perjanjian pinjaman bilateral, padahal nilai pinjaman itu bukan jumlah yang kecil. Apa alasan BTN melakukan pinjaman bilateral hingga belasan triliun tersebut?

Pertama, persyaratan yang diminta ICBC Indonesia sangat meringankan dan prosesnya sederhana. "Kedua, pendanaan dari direct loan ini bersifat jangka panjang dengan tenor 10 tahun. Ini sejalan dengan bisnis BTN sebagai penyalur kredit perumahan," ujar Maryono, Direktur Utama BTN mengatakan, Rabu (16/9).

Alasan ketiga, bunga pinjaman yang ditawarkan mitra strategisnya itu setara dengan Shanghai Interbank Offered Rate (shibor) atawa bunga pinjaman antar bank di Shanghai.

Seperti dilansir situs resminya, bunga pinjaman antar bank di Shanghai berkisar 3,01% - 3,41% mulai dari satu bulan sampai satu tahun. "Selain itu, kami dapat tambahan biaya swap yang agak mahal. Namun, tetap lebih murah karena pencairan dilakukan dalam bentuk rupiah, bukan dollar," sambung Iman Nugroho Soeko, Direktur BTN.

Tahun ini, kebutuhan dana BTN mencapai Rp 40 triliun. Untuk memenuhi pendanaannya, bank pelat merah yang fokus menyalurkan kredit perumahan itu banyak mengandalkan dana pihak ketiga (DPK). Di samping penawaran surat utang/obligasi dan pinjaman seperti dengan ICBC Indonesia.

"Kalau dengan lembaga lain, kami belum ada rencana. Namun, kami juga tengah melakukan kajian dengan Asian Development Bank dan World Bank. Saat ini, likuiditas kami masih baik. Fasilitas dari ICBC Indonesia akan meningkatkan likuiditas kami," imbuh dia.

Terkait restrukturisasi aset kredit BTN, sambung Iman, pihaknya masih menanti kondisi yang tepat. Saat ini, menurut dia, bukan saat yang tepat, mengingat perekonomian sedang lesu. Kredit rumah non subsidi di BTN melambat, akibatnya terjadi persaingan sengit di kelas menengah bawah dengan bank-bank lain.

"Tetapi kami juga mempertimbangkan hubungan baik dengan SMF dan OJK, sehingga sekuritisasi aset kredit mungkin akan kami lakukan juga tahun depan, hanya saja nilainya mungkin tidak akan terlalu besar," pungkasnya.

ICBC Indonesia mengklaim memberikan pinjaman dari kantongnya sendiri, bukan dari kantong sang induk yang berbasis di Cina. Ini sekaligus menegaskan kabar bahwa bank-bank di Cina kebanjiran likuiditas. "Kami berkomitmen mendukung pembiayaan infrastruktur dan pembangunan perumahan di Indonesia," kata Shen Xiaoqi, Direktur Utama ICBC Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×