Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan pembiayaan modal kerja menjadi tulang punggung pertumbuhan kinerja multifinance per Mei 2025.
Berdasarkan data paparan, OJK mencatat pembiayaan modal kerja multifinance per Mei 2025 mencapai Rp 51,28 triliun. Nilainya tumbuh 10,35% secara Year on Year (YoY).
"Sekarang yang menjadi tulang punggung hanya modal kerja yang tumbuh 10% lebih," ucap Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman saat menghadiri forum industri non bank di kawasan Jakarta Pusat, Jumat (1/8/2025).
Selanjutnya, pembiayaan investasi menjadi penopang pertumbuhan terbesar kedua. Adapun nilai pembiayaan investasi mencapai Rp 178,39 triliun per Mei 2025 atau tumbuh 7,66% secara Year on Year (YoY).
Agusman menambahkan secara total pembiayaan multifinance mencapai Rp 504,58 triliun per Mei 2025. Nilainya tumbuh 2,83% secara YoY. Dia tak memungkiri pertumbuhan itu berada di angka yang rendah, jika dibandingkan pencapaian pada 2023 dan 2024. Hal itu tak terlepas dari adanya tantangan kondisi di dalam negeri maupun luar negeri.
Baca Juga: APPI Masih Targetkan Piutang Pembiayaan Multifinance Tumbuh 6%-8% di Tahun Ini
"Piutang pembiayaannya memang tumbuh rendah sekali 2,83%. Kalau dilihat pada 2023 dan 2024 pertumbuhannya sampai dobel digit," kata Agusman.
Menurut Agusman, pencapaian pertumbuhan tersebut merupakan hal yang positif di tengah tantangan yang ada, meski dirasa tumbuhnya belum optimal. Oleh karena itu, dia bilang diperlukan sinergi dari berbagai pihak untuk menerapkan langkah strategis lainnya untuk membawa pertumbuhan industri multifinance lebih signifikan ke depannya.
Lebih lanjut, Agusman mengapresiasi upaya multifinance dalam menjaga tingkat risiko kredit macet atau Non Performing Financing (NPF) gross di level yang rendah sebesar 2,57% per Mei 2025, sedangkan NPF nett sebesar 0,88%.
"Kami (OJK) apresiasi sekali. Mari menjaga kualitasnya di tengah tantangan dan dinamika yang ada," ucap Agusman.
Selanjutnya: Red String Theory, Benang Merah Takdir Percintaan Menurut Tiongkok
Menarik Dibaca: Red String Theory, Benang Merah Takdir Percintaan Menurut Tiongkok
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News