Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejalan dengan pesatnya perkembangan teknologi, kini perbankan mulai mengkaji ulang rencana penambahan kantor cabang maupun sumber daya manusia (SDM). Pasalnya, saat ini perbankan lebih fokus mengembangkan teknologi digital untuk mempercepat proses transaksi maupun menekan biaya operasional.
Namun, beberapa bank besar mengaku tetap melakukan ekspansi cabang. Hanya saja tidak dalam jumlah yang masif.
Direktur BCA Sansoto Liem mengatakan dalam satu hingga dua tahun terakhir BCA hanya membuka 10 sampai 20 kantor saja. "Kalau zaman dulu BCA bisa membuka cukup banyak 30 - 40 KCP atau kantor kas dalam satu tahun," terangnya kepada Kontan.co.id, Senin (12/8).
Ia juga mengamini bahwa jumlah tersebut makin turun.
Baca Juga: Tak mau ketinggalan, bank daerah juga siapkan kantor cabang digital
Sementara dari sisi SDM, BCA tetap merekrut tenaga kerja. Hanya saja tak lagi di bidang front office melainkan back office. "Ke depan, yang dibutuhkan sales, relationship nasabah dan lain-lain. Lebih rumit dibanding operasional seperti customer service dan call service," sambungnya.
Menurutnya, dalam membuka kantor cabang pun kini tidak lagi terlalu leluasa. Salah satunya, pemilihan lokasi dan ketersediaan lahan. Apalagi, fungsi cabang bank kini tak hanya melayani kebutuhan transaksi atau komplain saja saja, melainkan tempat bank untuk melakukan penawaran produk perbankan.
Di samping itu dengan adanya otomasi, peran front office seperti teller hampir bergeser ke mesin. Terlebih lagi, transaksi transfer dana di BCA sudah lebih besar menggunakan internet maupun mobile banking.
Melihat fakta tersebut, mau tak mau BCA harus melakukan transformasi dari sisi investasi organik. Semisal investasi di bidang teknologi dan pelatihan SDM untuk kebutuhan back end seperti customer relationship, sales marketing, termasuk di dalamnya analisis.
Bank swasta terbesar ini mengaku tidak berencana mengurangi jumlah kantor cabang.
"BCA memang besar, tapi dibandingkan dengan bank BUMN tentu jumlah kantornya lebih rendah, aset juga kalah besar. Pastinya peran cabang masih perlu, untuk menjangkau nasabah kami," sambungnya.
Saat ini menurut catatan Santoso, BCA memiliki 17.600 mesin ATM serta 450.000 mesin EDC. Menurut BCA, tantangan perbankan tak lagi mengoptimalkan fungsi cabang, melainkan mendorong nasabah agar lebih aktif menggunakan layanan digital maupun e-channel.
Pasalnya, sejalan dengan program pemerintah melalui Bank Indonesia (BI) yakni gerakan non tunai. Seluruh infrastruktur perbankan baik ATM maupun EDC sudah diharuskan untuk saling terkoneksi alias interoperability.
Sementara dari jumlah SDM, menurut Santoso saat ini trennya memang mengalami penurunan. Hal ini disebabkan dalam satu tahun, ada sekitar 1.000 sampai 2.000 karyawan BCA yang pensiun karena faktor usia.
Baca Juga: Transaksi mobile banking perbankan makin ramai
Di sisi lain, jumlah karyawan yang direkrut tidak sebesar itu. "Kami tidak punya kebijakan khusus pengurangan karyawan, tapi memang banyak yang masuk masa pensiun," katanya.
Merujuk laporan keuangan konsolidasi BCA, per Juni 2019 BCA memiliki 25.954 orang karyawan tetap. Jumlah tersebut turun dibandingkan akhir Desember 2018 sebanyak 27.561 karyawan atau turun 1.607.
Kendati dari segi jumlah menurun, faktanya beban karyawan BCA justru meningkat. Baik dari segi gaji, kompensasi, imbalan pasca-kerja, pelatihan maupun iuran dana pensiun. Tercatat total beban karyawan BCA hingga Juni 2019 mencapai Rp 8,04 triliun meningkat 5,39% secara year on year (yoy).