Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Kelompok bank BUKU III atau yang mempunyai modal inti antara Rp 5 triliun sampai Rp 30 triliun yakin bisa menjaga kondisi likuiditas tahun depan. Strategi yang diambil salah satunya dengan memperbanyak dana murah dan melakukan penerbitan obligasi.
Seperti diketahui, sampai kuartal III-2016 lalu, tercatat kondisi likuiditas bank BUKU III merupakan yang paling ketat dibandingkan dengan kelompok bank lain. Berdasarkan data OJK September 2016 rasio LDR (jumlah kredit dibanding simpanan) kelompok bank BUKU 3 sebesar 97,59%.
PT Bank Permata Tbk mengaku akan menjaga level LDR tahun depan di angka 85% sampai 88%. "Hal ini salah satunya dengan menjaga komposisi dana murah atau CASA di angka 45%," ujar Anita Siswadi, Direkur Wholesale Bank Permata kepada KONTAN, Senin (18/12).
Direktur Keuangan BTN, Iman Nugroho Soeko mengatakan juga akan menjaga dana wholesale di angka 15% dari total DPK. Sebagai gambaran sampai kuartal III- 2016 LDR BTN tercatat sebesar 104,3%.
PT Bank Pan Indonesia Tbk mengaku sudah mengantisipasi pengetatan likuiditas dengan menerbitkan surat utang jangka panjang. Panin tercatat masih mempunyai PUB (Penawaran Umum Berkelanjutan) sampai 2018 akan melihat kebutuhan dan kondisi likuiditas.
"Saat ini kondisi likuiditas aman kami sudah memperhitungkan segala kondisi yang terjadi saat ini sejak beberapa waktu lalu," ujar Direktur Utama Bank Panin Herwidayatmo, Senin (19/12). Sebagai gambaran sampai kuartal 3 2016, rasio LDR Bank Panin tercatat sebesar 93,74%.
Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI dalam acara prospek Ekonomi Indonesia 2017 mengatakan, ada dua penyebab kondisi likuiditas perbankan sedikit mengalami pengetatan menjelang akhir tahun ini. Pertama karena bank berusaha memacu kredit di tengah relatif stagnannya pertumbuhan DPK.
Selain itu penyebab kedua adalah belum masuknya dana repatriasi sebesar Rp 60 triliun ke sistem perbankan. "Likuiditas sampai akhir tahun ini unik, di tengah pertumbuhan kredit yang naik tidak terlalu tinggi, LDR meningkat sekarang mendekati 95% sampai 98%," ujar Haru, Senin (19/12).
Secara umum, Haru mengatakan kondisi likuiditas yang mengalami pengetatan disebabkan karena bank menyalurkan jumlah kredit yang lebih besar dengan jumlah DPK yang sama. Haru mengharapkan pertumbuhan dana repatriasi sebesar Rp 60 triliun ke depannya bisa cepat masuk ke sistem perbankan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News