Reporter: Dina Farisah | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. PT Andalan Finance Indonesia (AFI) mematok target penyaluran pembiayaan sebesar Rp 3,7 triliun hingga akhir tahun. Sumber pembiayaan ini seluruhnya bersumber dari perbankan.
Direktur Utama PT Andalan Finance Indonesia, Sebastianus H. Budi menjelaskan, pihaknya tetap fokus pada pembiayaan kendaraan roda empat, baik mobil bekas maupun mobil baru. Andalan mengaku belum tertarik melirik pembiayaan lain seperti pembiayaan multiguna.
Sampai saat ini posisi penyaluran pembiayaan Andalan Finance mencapai Rp 1,7 triliun. Ditambah dengan kucuran yang diperoleh dari Bank DKI sebesar Rp 100 miliar, perusahaan menargetkan penyaluran pembiayaan hingga semester I-2015 mencapai Rp 1,9 triliun.
"Seluruh sumber pendanaan kami diperoleh dari perbankan. Saat ini, rekanan perbankan kami ada 24 bank dan sejauh ini belum ada rencana diversifikasi market," terang Sebastianus, Senin (8/6).
Sebastianus bilang, semula pihaknya berencana menjajaki pendanaan yang bersumber dari luar bank, seperti medium term notes (MTN). Namun, melihat kondisi pasar yang tidak mendukung maka niat tersebut urung dilakukan. Hingga kini, penyaluran pembiayaan Andalan lebih fokus pada mobil bekas ketimbang mobil baru. Hingga akhir Mei 2015, pertumbuhan penyaluran kredit Andalan sebesar 30%.
Saat ini, kantong-kantong pembiayaan Andalan tersebar 40% di wilayah Jawa Tengah, 50% di Jabodetabek dan sisanya di Kalimantan, Sumatera. Pihaknya tetap optimistis menjelang Lebaran, pembiayaan kendaraan akan meningkat. Secara historis, jelang Hari Raya tahun lalu, pembiayaan tumbuh hingga 50%. Namun melihat kondisi pasar saat ini sedang lesu, pihaknya tidak berani pasang target muluk-muluk.
"Penjualan kami tiap bulan sekitar Rp 300 miliar. Mungkin bulan Juni akan ada pertumbuhan antara Rp 400 miliar sampai Rp 450 miliar," harap Sebastianus.
Saat ini porsi pembiayaan mobil bekas mencapai 80% dan 20% untuk pembiayaan mobil baru. Andalan juga bervariasi mematok bunga pembiayaan kepada konsumen. Untuk mobil baru bunga kredit yang dibebankan mencapai 15%, sementara mobil bekas bunga kredit yang dibebankan ke konsumen lebih tinggi yaitu 20%.
Hingga akhir Mei, posisi kredit macet atau non performing financing (NPF) perusahaan sebesar 1,9%. Pada akhir tahun, NPF ini akan ditekan hingga di level 15%. Optimisme ini lantaran pihaknya lebih intens kepada collection.
Ke depannya, Andalan akan melebarkan sayap melalui penambahan kantor cabang perwakilan. Tahun ini, perusahaan menargetkan akan menambah enam kantor perwakilan. Tambahan kantor perwakilan tersebut tersebar sebanyak dua di Jawa Tengah, dua di Jakarta, satu di Serang dan satu di Sumatera. Jumlah ini menambah 29 cabang dan kantor perwakilan pada tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News