Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. PT Andalan Finance Indonesia (Andalan Finance) yakin penyaluran kredit mobil bekas tetap tumbuh. Oleh karena itu tahun ini perusahaan ini memprediksi komposisi pembiayaan mobil bekas akan membesar.
"Kalau lima tahun lalu porsi used car kami masih 20%. Terakhir porsinya 61,75% pembiayaan mobil bekas per Februari lalu. Di tahun 2016 mungkin bisa jadi 80%," proyeksi Presiden Direktur perusahaan, Sebastianus H Budi, Selasa (31/3).
Sudah banyak perusahaan pembiayaan atawa multifinance yang bermain di lini pembiayaan mobil baru. Oleh karena itu, Andalan Finance menggarap sisa ceruk yang berpotensial dan belum menjadi rebutan banyak pelaku di industri ini.
Dalam bisnis pembiayaan used car, harus berhati-hati. Kondisi, risiko dan harga mobil bekas yang bervariasi menjadi beberapa alasan multifinance harus cerdik. "Harus seleksi dengan baik, management control. Lebih sulit bagi finance company yang bermain di sektor ini, tapi depresiasi mobil bekas tidak setinggi mobil baru," tuturnya.
Sebastianus pun mengaplikasikan kiat-kiat tersebut dalam perusahaannya. Mereka memilih menyalurkan kredit bagi mobil bekas yang berusia 5 tahun - 10 tahun. Jika ada konsumen yang meminta pembiayaan untuk usia mobil lebih lawas dari rentang tersebut, maka perusahaan akan menganalisa secara cermat kemampuan si calon konsumen.
Andalan Finance akan fokus dalam menggarap suatu lini pembiayaan, yaitu mobil. Dengan 70.000 debitur, Andalan belum berniat membiayai roda dua, alat berat, dan sebagainya. Andalan Finance menawarkan pembiayaan mobil bekas dan baru dengan bunga efektif tahunan berkisar 14%-18%.
Usaha Andalan Finance terkonsentrasi di Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, dan Tangerang. Perusahaan juga memiliki captive market yang berasal dari penjualan secara kredit dari diler-diler Toyota wilayah Jogjakarta dan Jawa Tengah bekerjasama dengan Nasmoco.
Tahun lalu, perusahaan mencatat laba sebelum pajak sekitar Rp 86 miliar. "Ekuitas kami sekarang Rp 400 miliar. Target laba hingga akhir tahun 2015 Rp 100 miliar," pungkasnya. Perusahaan membidik pertumbuhan penyaluran kredit hingga 30% menjadi sekitar Rp 3,6 triliun dari tahun sebelumnya Rp 2,77 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News