kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.495.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.585   85,00   0,54%
  • IDX 7.521   40,52   0,54%
  • KOMPAS100 1.169   8,10   0,70%
  • LQ45 933   4,48   0,48%
  • ISSI 227   2,02   0,90%
  • IDX30 480   1,12   0,23%
  • IDXHIDIV20 578   0,90   0,16%
  • IDX80 133   1,02   0,77%
  • IDXV30 142   1,62   1,15%
  • IDXQ30 161   0,16   0,10%

Ini Penyebab Kinerja Premi Tunggal Asuransi Jiwa Kalah Bersaing dengan Premi Reguler


Sabtu, 14 September 2024 / 11:35 WIB
Ini Penyebab Kinerja Premi Tunggal Asuransi Jiwa Kalah Bersaing dengan Premi Reguler
ILUSTRASI. Ilustrasi mengenali ciri dan kriteria asuransi jiwa terbaik.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Premi tunggal di perusahaan asuransi jiwa mengalami penurunan pada Semester I-2024. Pengamat Asuransi dan Dosen Program MM-Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Kapler Marpaung menilai penurunan tersebut sangat wajar di tengah kondisi ekonomi global yang masih tidak menentu, sehingga masyarakat lebih tertarik membeli polis asuransi dengan reguler.

"Ketidakstabilan ekonomi ini yang mempengaruhi tingkatan prioritas segmen kelas atas yang menjadi lebih berhari-hati dalam berinvestasi dengan dana yang besar dimuka," kata Kapler kepada Kontan.co.id, Kamis (12/9).

Untuk diketahui, terdapat dua cara pembayaran premi asuransi, yaitu tunggal dan reguler. Dalam asuransi tunggal, nasabah membayar premi cukup sekali dengan nominal besar sehingga polis aktif selama beberapa tahun berikutnya, sedangkan premi reguler merupakan premi yang dibayarkan secara berkala setiap tahun.

Lebih lanjut, Kapler menerangkan, nasabah membeli polis dengan premi reguler bertujuan untuk investasi jangka panjang, dan bisa mengukur besaran premi yang akan dibayar secara rutin berdasarkan besaran pendapatan bulanan.

"Sehingga wajar saat ini masyarakat beralih premi reguler, karena bisa investasi dalam jangka panjang dan biayanya bisa dicicil setiap bulannya, lebih menciptakan rasa aman dibandingkan dengan premi tunggal yang dibayarkan sekaligus di muka," imbuhnya.

Baca Juga: Premi Tunggal Asuransi JIwa Turun 1% pada Semester I-2024 Tapi Reguler Naik, Ada Apa? 

Sedangkan secara umum, Kapler bilang, masyarakat yang membeli polis asuransi dengan premi tunggal karena berbagai pertimbangan antara lain, pemasukan atau kemampuan ekonomi yang tinggi, untuk tujuan investasi jangka menengah atau pendek, diversifikasi portofolio investasi dan tidak mau direpotkan untuk membayar premi secara rutin setiap bulan, semesteran atau tahunan.

Kendati begitu, Kapler mengatakan bahwa sebenarnya dalam konteks ekonomi asuransi tidak perlu membuat strategi untuk meningkatkan penjualan polis asuransi premi tunggal.

"Kalau dari sisi agen asuransi maupun perusahaan memang  kecenderungan untuk mendongkrak premi tunggal, tujuannya untuk mendapat komisi dengan jumlah besar dan sekaligus," kata dia.

Namun menurut dia, premi tunggal sangat bergantung pada pendapatan masyarakat kelas menengah atas dan prospek perekonomian nasional, serta utamanya adalah bagaimana agar kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi nasional kembali meningkat.

Sebelumnya, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) melaporkan pada semester I-2024, premi tunggal di perusahaan asuransi jiwa turun 1% menjadi Rp 35,5 triliun secara year on year (YoY). Sedangkan premi reguler masih bisa tumbuh 5,2% menjadi Rp 52,9 triliun YoY. Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu mengakui bahwa premi tunggal dari kuartal ke kuartal memang semakin menurun, sedangkan premi reguler makin menaik. Namun menurutnya, hal itu bagus untuk going concern perusahaan.

"Kalau kami biasanya memberi istilah, premi tunggal itu kebanyakan durinya, sedangkan premi reguler banyak dagingnya," kata dia kepada Kontan.co.id, Kamis (12/9).

Kendati begitu, menurut dia penurunan premi tunggal bukan berarti adanya penurunan dalam industri asuransi, justru hal ini menjadi bukti bahwa industri asuransi sudah mampu menjangkau dan mengedukasi seluruh kalangan masyarakat bukan hanya segmen kelas menengah atas saja.

"Fenomena ini membuktikan bahwa tingkat edukasi dan literasi industri asuransi jiwa semakin meningkat setiap tahunnya," imbuhnya.

Baca Juga: Asuransi Premi Reguler Makin Populer

Selain itu, Togar menjelaskan adanya peningkatan pada premi reguler lantaran premi ini cenderung memiliki skema pembayaran yang lebih fleksibel sehingga cocok dengan kondisi keuangan kelas menengah yang seringnya terpengaruh oleh kondisi ekonomi terkini.

"Namun justru fleksibilitas ini menjadi penarik bagi masyarakat khususnya di tengah kondisi ekonomi yang masih tidak pasti," kata dia.

Oleh sebab itu, dia menuturkan bahwa AAJI akan terus mendorong perusahaan asuransi jiwa untuk lebih meningkatkan edukasi dan literasi, baik produk tradisional maupun PAYDI melalui beragam pelatihan bagi para agen asuransi hingga beragam program di media sosial AAJI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×