kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Premi Tunggal Asuransi JIwa Turun 1% pada Semester I-2024 Tapi Reguler Naik, Ada Apa?


Jumat, 13 September 2024 / 06:27 WIB
Premi Tunggal Asuransi JIwa Turun 1% pada Semester I-2024 Tapi Reguler Naik, Ada Apa?
ILUSTRASI. Penurunan premi tunggal terutama disebabkan oleh penurunan di produk Paydi.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat pada semester I-2024, premi tunggal di perusahaan asuransi jiwa turun 1% menjadi Rp 35,5 triliun secara year on year (YoY). Sedangkan premi reguler masih bisa tumbuh 5,2% menjadi 52,9 triliun YoY.

Premi tunggal adalah metode pembayaran yang dibayarkan satu kali di awal untuk keseluruhan masa pertanggungan nasabah. Sedangkan regular premium atau premi reguler adalah metode pembayaran yang dilakukan secara berkala, bulanan atau tahunan, sesuai yang telah disepakati.

Menanggapi hal ini, Direktur Utama MNC LIfe Risye Dillianti menilai, turunnya premi tunggal pada semester I-2024 karena adanya penurunan minat masyarakat terhadap premi tunggal. Selain itu, menurut dia faktor lainnya datang dari pertimbangan banyak hal seperti kasus-kasus gagal bayar pada produk unitlink.

"Penurunan dari premi tunggal karena mungkin juga traumanya masyarakat terhadap kasus gagal bayar, dan memang ada penurunan minat masyarakat di premi tunggal ini," kata Risye kepada Kontan.co.id, Rabu (11/9).

Baca Juga: Asuransi Premi Reguler Makin Populer

Risye mengatakan bahwa premi reguler lebih diminati oleh nasabah dari dari berbagai kalangan. Selain itu, dia menilai nasabah yang membeli polis dengan premi reguler biasanya untuk tujuan investasi jangka panjang.

"Karena dari sisi nasabah, paling aman sebenarnya di premi reguler karena bisa dicicil setiap bulannya," kata dia.

Risye menyebutkan, premi tunggal di MNC Life mengambil porsi sekitar 30% dari total portofolio perusahaan.

Dia mengungkapkan bahwa premi tunggal di MNC Life juga mengalami penurunan pada semester I-2024, sayangnya ia tidak menyebutkan besaran dari penurunan tersebut. Risye bilang, anjloknya premi tunggal tersebut karena sedang meningkatnya penjualan produk tradisional.

Baca Juga: AAJI Catat Premi Tunggal Turun pada Semester I-2024, Ini Penyebabnya

"Sedangkan kalau premi reguler itu saya tidak bisa menyebutkan, karena memang dijual lewat individual agency, kami tidak fokus ke agency. Jadi kami seperti ini, fokusnya kepada partnership atau kerja sama dengan sejumlah perusahaan," ungkapnya.

Risye mengungkapkan bahwa ke depannya, MNC Life akan terus melakukan kerja sama dengan sejumlah perusahaan atau partnership business to business karena perusahaan mempunyai rencana jangka panjang untuk sustainability, profitability dan growth.

Sementara itu, berdasarkan laporan keuangan MNC Life per Agustus 2024, pendapatan premi mencapai Rp 326,7 miliar. Angka ini naik dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu yang mencapai Rp 186 miliar.

Baca Juga: Premi Unitlink di BNI Life Terkoreksi 26% pada Agustus 2024

Selaras dengan hal ini, Plt Direktur Utama BNI Life, Neny Asriany mengatakan bahwa premi reguler dan premi tunggal BNI Life masih berada pada kondisi yang baik, di mana mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu secara Year on Year (YoY).

Dia menyebutkan bahwa premi reguler mengalami kenaikan sekitar 11%, sedangkan untuk premi tunggal mengalami kenaikan sekitar 6%. Kendati begitu, Neny tidak menyebutkan besaran nilai dari kenaikan tersebut.

Neny menerangkan penyebab kenaikan premi reguler disebabkan oleh naiknya premi dari penjualan produk reguler kumpulan sebesar 24% YoY. Sementara itu, penyebab kenaikan premi tunggal lantaran naiknya premi dari penjualan produk kumpulan sebesar 168% YoY.

Baca Juga: Paling Banyak, AAJI Sebut 18 Perusahaan Bersiap Spin Off Dirikan Perusahaan Baru

Lebih lanjut, BNI Life juga melaporkan peningkatan total pendapatan premi perusahaan sekitar 5% secara year on year (YoY) pada semester I-2024. Neny mengungkapkan bahwa total pendapatan premi perusahaan hingga semester I-2024 mencapai Rp 2,5 triliun.

Pertumbuhan pendapatan premi pada semester I-2024 didorong oleh peningkatan premi dari beberapa saluran distribusi, seperti asuransi kumpulan, keagenan, dan bancassurance," kata Neny kepada Kontan.co.id, Kamis (12/9).

BNI Life menargetkan total premi hingga akhir tahun 2024 dapat mencapai Rp 6,4 triliun, yang berarti pertumbuhan sebesar 19% dibandingkan dengan pencapaian pendapatan premi tahun 2023

Terkait tren ke depan, Neny menilai bahwa perusahaan asuransi jiwa akan mendorong untuk meningkatkan pendapatan premi bisnis baru dari produk premi reguler. Sebab, produk tersebut dapat memberikan pertumbuhan yang sehat, berkelanjutan, dan profit bagi perusahaan.

"Karena dari sisi nasabah, produk premi reguler dapat memberikan kemudahan dalam memilih cara bayar premi mulai dari bulanan, triwulanan, semesteran dan tahunan," ungkapnya.

Baca Juga: Aturan Ketat, Premi Unitlink Semakin Seret

Premi Tunggal Industri Turun Imbas Penurunan Premi Tunggal di Produk PAYDI

Senior Research Associate IFG Progress Ibrahim Kholilul Rohman menilai, faktor utama penurunan premi tunggal pada industri asuransi jiwa di semester I-2024 yakni, karena adanya penurunan premi tunggal pada produk PAYDI. Di sisi lain, premi tunggal pada produk tradisional masih mengalami peningkatan kinerja secara YoY.

"Sehingga penurunan premi tunggal masih terkait dengan faktor shifting strategi dan hasil penjualan perusahaan asuransi jiwa atas produk asuransi jiwa dari produk PAYDI ke produk tradisional, karena dampak penerapan SEOJK 5/2022," kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Kamis (12/9).

Dari sudut pandang perusahaan asuransi, Ibrahim bilang, penurunan premi tunggal pada produk PAYDI dapat mengurangi risiko fluktuasi atau kinerja nilai investasi unitlink karena adanya risiko pasar.
"Sementara yang terlihat turun hanya di unitlink, di tradisional masih naik, jadi bukan ke fenomena penurunan daya beli," kata dia.

Baca Juga: Mayoritas Asuransi Pilih Spin Off Buat Perusahaan Baru, AAJI Jelaskan Alasannya

Selain itu, Ibrahim mengatakan bahwa penurunan premi tunggal bukan disebabkan oleh menurunnya minat kalangan atas atau orang kaya terhadap asuransi. Pasalnya, berdasarkan riset yang dilakukan IFG Life beberapa tahun terakhir, justru pembeli asuransi adalah orang kaya.

"Bahkan daerahnya pun tersegmentasi, pembeli adalah orang kaya etnis china. Mereka tersegmentasi di wilayah seperti Kelapa Gading, Surabaya, Pangkal Pinang, Medan, Manado, dan lain-lain," imbuhnya.

Namun, Ibrahim tidak bisa menyebutkan total premi tunggal dan premi reguler IFG LIfe pada Semester I-2024. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×