kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini penyebab pembiayaan BRIsyariah tumbuh tinggi


Jumat, 07 Februari 2020 / 23:38 WIB
Ini penyebab pembiayaan BRIsyariah tumbuh tinggi
ILUSTRASI. Kinerja BRIsyariah ciamik di 2019


Reporter: Annisa Fadila | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. BRI syariah catat kinerja ciamik di tahun lalu. Tercatat, jumlah pembiayaan BRI syariah meningkat 25,29% menjadi Rp 27,38 triliun di akhir 2019 lalu. 

Pertumbuhan pembiayaan perbankan ini di atas rata-rata pertumbuhan pembiayaan perbankan nasional maupun perbankan syariah.

Kenaikan pembiayaan BRI syariah ditopang oleh segmen ritel yang terdiri dari SME, kemitraan, konsumer juga mikro. Masing-masing segmen tersebut sebesar 37,47%, 28,7% dan 26,09%.

Kenaikan pada segmen konsumer ini terjadi karena peningkatan pembiayaan ditopang oleh kinerja produk Griya Faedah dan KPR sejahtera yang merupakan program pemerintah atau yang dikenal sebagai Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). 

Baca Juga: Pembiayaan BRIsyariah tumbuh 25,29% di tahun 2019

Di tahun 2019, penyaluran Griya Faedah BRI syariah telah mencapai Rp 3,59 triliun, atau meningkat 18,55%. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, hal ini mengalami peningkatan, yakni sebesar Rp 3,03 triliun.

Sedangkan pembiayaan KPR sejahtera naik menjadi Rp 2,93 triliun, yang artinya tumbuh 37,79% dibandingkan posisi di tahun 2018 yang hanya Rp 2,13 triliun. Dari sisi pembiayaan ritel SME dan kemitraan, Qanu. lembaga keuangan syariah memberikan kontribusi positif.

Hingga di akhir tahun 2019, pembiayaan ritel SME kemitraan mencatatkan pertumbuhan yang signifikan, yakni mampu mencapai 37,47%. Selanjutnya, pada segmen mikro, digitalisasi proses bisnis juga menjadi cara BRI syariah mengakselerasi pertumbuhannya.

"Capaian ini tidak lepas dari berbagai strategi yang diterapkan manajemen di tahun 2019, yang antara lain I-Kurma, rekomposisi sumber daya manusia dari lini support ke lini bisnis juga rekomendasi portofolio pembiayaan yang fokus pada cara bisnis dan memiliki profil resiko rendah," jelas Direktur Bisnis Ritel BRI syariah Fidri Arnaldy.

Baca Juga: BRI Syariah dan induknya percepat impementasi Qanun LKS di Aceh

Tak hanya fokus pda pertumbuhan bisnis, perbaikan kualitas pembiayaan turut menjadi perhatian manajemen. NPF Nett senesar 3,38%, hal ini membaik dari tahun sebelumnya sebesar 4,97%. Sementara itu, Financing to Deposit Ratio (FDR) mencapai 80,12%.

"Kami sangat serius berupaya melakukan perbaikan kualitas pembiayaan. Salah satu strateginya adalah monitoring pergerakan kualitas aktiva produktif harian secara terintegrasi. Selanjutnya BRI syariah juga melakukan penugasan Satuan Tugas khusus penyelesaian pembiayaan bermasalah di seluruh unit kerja cabang," tambah Fidri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×