Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank pelat merah telah mempersiapkan diri untuk menjalankan rencana Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membuat masing-masing bank tersebut memiliki spesifikasi yang berbeda-beda. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) akan difokuskan jadi bank Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) diarahkan jadi spesialis perumahan, PT Bank Mandiri Tbk fokus di korporasi, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) diarahkan memperluas pasar internasional.
Bank milik pemerintah ini menilai spesifikasi bisnis tersebut bisa mendorong kinerja mereka ke depannya. Direktur Treasury and International BNI Henry Panjaitan mengatakan, pengembangan jaringan internasional sudah menjadi rencana bisnis yang dicanangkan perseroan.
Dalam jangka pendek, pengembangan jaringan bank berkode saham BBNI ini akan difokuskan dulu pada Kantor Cabang Luar Negeri (KCLN) yang sudah dimiliki saat ini. Kantor cabang itu akan diperkuat dalam mendukung perusahaan Indonesia yang ingin go global, menghimpun pendanaan internasional, dan mendukung layanan perbankan bagi investor asing yang masuk ke Indonesia.
Baca Juga: Bisnis Bank BRI (BBRI) bakal moncer karena lebih fokus garap segmen UMKM
Bersamaan dengan itu, BNI mulai mengkaji mengembangkan jaringan kantor cabang luar negeri di negara-negara pusat keuangan dunia atau di negara- negara Asia Tenggara. "Pengembangan jaringan juga akan kami lakukan dengan peningkatan kerjasama dengan jaringan bank koresponden, remittance companies, maupun fintech yang ada di luar negeri," kata Henry pada KONTAN, Juma (18/12).
Selain itu, BNI bersama dengan perusahaan BUMN lainnya akan membentuk kantor bersama di dua negara yakni Hong Kong dan London. Henry bilang, kantor bersama yang akan diberi nama Indonesia Incorporated itu ditargetkan bisa terlaksana pada semester II 2021. Kantor bersama itu ditujukan untuk menciptakan efisiensi dan mendorong perusahaan BUMN bisa semakin mendunia.
Dengan pengembangan yang akan dilakukan itu, BNI menargetkan pendapatan berbasis komisi atau fee based income dari bisnis internasional bisa tumbuh 15% secara year on year (Yoy) tahun depan. Hingga kuartal III 2020, KCLN bank ini sangat gemilang. Laba sebelum pajaknya tumbuh 85,5% YoY ke Rp 1,58 triliun. Kreditnya tumbuh 20% dan pendanaannya naik 5,5% ke Rp 64,7 triliun.
BRI juga menyakini dengan fokus di bisnis UMKM akan memberi dampak kinerja yang positif ke perseroan.Selain karakter usaha UMKM yang lebih resilien dibandingkan segmen lainnya, Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI mengatakan, dampak positif itu juga didukung oleh potensi pasar segmen UMKM masih sangat besar. "Dari sisi resiko juga relatif rendah sehingga kualitas kredit tentunya akan lebih manageable," ujarnya.
Baca Juga: Ini persiapan Bank Mandiri ikuti arahan Kementerian BUMN soal spesifikasi bank BUMN
Porsi UMKM di BRI saat ini sebenarnya udah besar, mencapai 80% pada kuartal III. Namun, BRI akan terus memperbesar porsi tersebut dengan mengoptimalkan proses kredit secara digital lewat BRISPOT agar produktifitas tenaga pemasar dan agen Brilink semakin meningkat. Selain itu, BRI akan terus melakukan inovasi produk dan layanan untuk menangkap potensi pasar UMKM khususnya Mikro/Ultra Mikro.
Sebagai bentuk komitmen fokus di UMKM, bisnis korporasi BRI sudah tidak dibawahi oleh direktur langsung tetapi hanya ditangani Senior Excecutive Vice President (SEVP) yang berada di bawah supervisi direktur utama.
Lebih lanjut, Haru memperkirakan penyaluran kredit tahun depan akan membaik seiring dengan mulai pulihnya ekonomi. Perseroan menargetkan penyaluran kredit tumbuh sekitar 6% tahun depan. Proyeksi tersebut sedikit lebih tinggi dari target kredit perseroan tahun 2020 ini yakni sekitar 4%.
Sementara Rudi As Aturridha, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri mengatakan, pihaknya akan fokus pada sektor yang terkait dengan proyek-proyek infrastruktur strategis nasional yang masih berjalan, seperti proyek jalan tol dan transportasi, dalam menjalankan arahan tersebut. "Pertumbuhan kredit juga akan difokuskan pada sektor-sektor yang relatif tidak terdampak pandemi covid-19 seperti FMCG dan telekomunikasi," katanya.
Adapun komposisi kredit segmen corporate banking terhadap total portofolio Bank Mandiri per November 2020 adalah mencapai 40,86%. Namun, Rudi tidak menyebutkan berapa porsi segmen korporasi terhadap total portofolio kredit yang akan ditargetkan tahun depan.
Baca Juga: Cari bunga deposito tertinggi untuk besok? Lihat daftarnya di sini
Bank Mandiri berharap penyaluran kredit tahun 2021 akan membaik. Bank pelat merah ini akan menetapkan strategi dan target bisnis tahun depan sejalan dengan optimisme Bank Indonesia (BI) atas pertumbuhan ekonomi dan industri perbankan.
Pada pertemuan tahunan BI yang digelar pada 3 Desember 2020 lalu, bank sentral menyampaikan menetapkan target cukup optimis untuk penyaluran kredit perbankan pada 2021 yakni 7%-9%. Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan tahun depan akan menjadi momentum pertumbuhan ekonomi dan kredit yang lebih baik. Sementara kondisi likuiditas perbankan cukup longgar dan didukung oleh suku bunga acuan BI yang rendah.
"Seiring dengan optimisme Bank Indonesia tahun depan, kami melihat hal ini tentu menjadi referensi Bank Mandiri dalam menentukan strategi dan proyeksi bisnis tahun 2021. Artinya Bank Mandiri tentu berharap kinerja yang lebih baik pada 2021 dibandingkan tahun ini," kata Rudi
Selanjutnya: Kabar gembira, buka rekening Bank Jago kelak bisa lewat aplikasi Gojek
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News