Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) optimistis ekonomi tahun ini akan jauh lebih baik meskipun saat ini masih dihadapkan dengan berbagai tantangan. Bank swasta terbesar di Tanah Air ini melihat ada sejumlah sektor yang akan menarik tahun ini yang bisa menopang pertumbuhan kredit BCA ke depan.
Walaupun yakin ekonomi membaik, BCA masih memilih konservatif dalam memasang target kredit dengan mempertimbangkan beberapa tantangan yang masih. Kredit dibidik tumbuh sekitar 6%-8%. Jika ekonomi tetap terkendali, bank ini yakin bahwa penyaluran kredit bisa melebihi target.
Presiden Direktur Bank BCA Jahja Setiatmadja mengatakan, ada sejumlah faktor positif yang dimiliki Indonesia saat ini di tengah tantangan makro secara global seperti kenaikan bunga The Fed dan meningkatnya kasus Omikron.
"Dari dalam negeri, kita ada sedikit blessing. Prospek pertambangan kita luar biasa, bukan hanya batubara tetapi juga tambang lain seperti nikel, tembaga, besi dan lain-lain. Dengan kebutuhan mobil listrik yang besar sekali di China, kita harus bersyukur karena sebagian besar bahan baku baterai ada di Indonesia," kata Jahja dalam siaran langsung bertajuk Prospek Investasi 2022 yang digelar BCA Sekuritas, Selasa (8/2).
Baca Juga: Empat Bank Besar Panen Laba Pada Tahun 2021, Siapa Juaranya?
Selain itu, sektor perkebunan juga dinilai akan positif seiring dengan kenaikan harga komoditas. Jahja melihat, kedua sektor di atas juga akan turut mendorong sektor lain yang terkait seperti transportasi dan perkapalan.
Pertumbuhan sektor-sektor tersebut akan menambah serapan tenaga kerja cukup besar dan pada akhirnya akan mendorong daya beli masyarakat. "Selanjutnya akan terjadi kenaikan pendapatan masyarakat dan itu akan mendorong tingkat konsumsi, bukan lagi saving," kata Jahja.
Pertumbuhan sektor-sektor ini diharapkan akan mendorong kredit korporasi dan UMKM di BCA. Tahun lalu, kredit investasi di bank ini sudah cukup baik, terutama disumbang dari sektor telekomunikasi dan infrastruktur. Begitupun dengan UMKM.
Sektor lain yang dilihat BCA prospektif adalah perumahan karena kebutuhan hunian bagi kaum millenial meningkat setiap tahun dan masyarakat yang penghasilannya bertambah akan mencari rumah yang lebih besar. Menurut Jahja, hal itu akan mendorong pertumbuhan kebutuhan KPR tahun ini.
Peningkatan pendapatan masyarakat juga diyakini akan semakin mendorong permintaakn kredit konsumsi lain seperti KKB.
Menurut Jahja, tantangan yang besar dari dalam negeri memang masih terkait peningkatan kasus Omikron. Meskipun dampak Omikron tidak sebesar pada varian delta namun ia mengingatkan agar semua pihak untuk waspada karena penyebarannnya sangat cepat.
Dia menilai, kebijakan pemerintah yang kembali menaikkan status PPKM sudah tepat untuk mencegah terjadinya seperti kondisi saat varian delta melonjak.
Dengan asumsi puncak omicron sudah dilewati antara Februari- Maret dan tidak muncul varian baru lagi, BCA menyakini prospek ekonomi akan semakin membaik dan penyaluran kredit akan semakin lancar.
"Kalau kita lihat loan at risk (LAR) BCA sudah semakin terkendali. Mudah-mudahan teman-teman pengusaha yang tanda petik mati suri bisa bangkit kembali. Kita harapkan pembatasan mobilitas semakin dilonggarkan sehingga sektor pariwisata berkembang lagi," imbuh Jahja.
Baca Juga: Meski GWM Naik, BI Sebut Likuiditas Perbankan Masih Berlebih dari Posisi Pra Pandemi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News