Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank kategori BUKU III optimis bisa mencatatkan pertumbuhan kinerja sampai akhir tahun meskipun laju penyaluran kredit masih melambat. Untuk memacu kinerja, bank berupaya untuk mendorong pertumbuhan pendapatan non bunga dan mendorong segmen kredit yang masih tumbuh dengan baik.
PT Bank OCBC NISP Tbk misalnya berhasil mengantongi laba bersih Rp 2,2 triliun hingga kuartal III 2019, tumbuh 9% secara year on year (YoY). Namun, pertumbuhan ini hanya ditopang oleh kenaikan pendapatan operasional lainnya 47,4% menjadi Rp 1,43 triliun. Sedangkan pendapatan bunga bersih perseroan tercatat stagnan Rp 4,7 triliun.
Baca Juga: Perusahaan pembiayaan sudah terbitkan surat utang Rp 47,84 triliun per Oktober 2019
Melonjaknya pendapatan operasional lainnya terutama disebabkan oleh melonjaknya keuntungan dari penjualan instrumen keuangan dan kenaikan laba selisih kurs. Net Interst Income (NII) OCBC stagnan sejalan dengan penyaluran kredit yang juga stabil Rp 119,9 triliun.
Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur OCBC mengatakan, pertumbuhan kredit tahun ini memang jauh dari perkiraan awal perseroan di awal tahun. Menurutnya, sampai akhir tahun sudah hampir dapat dipastikan bahwa kredit Bank OCBC hanya akan tumbuh single digit.
Namun, OBCB melihat segmen ritel dan UKM saat ini masih tumbuh. Maka untuk menumbuhkan kinerja, perseroan akan meningkatkan berbagai ragam dan kemudahan layanan terutama di segmen ritel.
"Peningkatan layanan antara lain dilakukan dengan terus melengkapi jasa yg bisa dinikmati melalui ONE Mobile kami," kata Parwati pada Kontan.co.id, Selasa (19/11).
Selain itu, OCBC juga akan mengoptimalkan inisiatif digital untuk menghadirkan layanan perbankan yang lebih mudah, nyaman, dan simple bagi nasabah memberikan dampak positif pada pertumbuhan DPK dan pendapatan non bunga. Pada kuartal III, DPK perseroan masih tercatat tumbuh 11% jadi Rp 132 triliun.
Baca Juga: Sejumlah ekonomi prediksi BI tahan suku bunga acuan, ini alasannya
Sementara PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) akan fokus menggenjot pendapatan berbasis fee atau fee based income (FBI) dalam mengejar pertumbuhan bisnis ke depan. Hal ini dilakukan sebagai strategi dalam mengimbangi tren penurunan margin bunga bersih.
Fee based income tersebut akan dipacu lewat empat produk unggulan yakni Flexy Bill, Flexi Gas, Flexy Health, dan invoice financing. Direktur Utama PT Bank Bukopin Tbk Eko Rachmansyah Gindo meyakini keempat produk akan menjadi solusi yang sangat dibutuhkan pasar mengingat produknya dirancang sesuai kebutuhan nasabah dan tidak dimiliki oleh pelaku jasa keuangan lain.