kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini strategi BNI tekan laju NPL 2017


Rabu, 19 April 2017 / 17:01 WIB
Ini strategi BNI tekan laju NPL 2017


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mencatatkan kenaikan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) kuartal I 2017 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Per Maret 2017, NPL bank berkode emiten BBNI ini di level 3,00%, naik 20 basis poin (bps) dibanding Maret 2016 sebesar 2,8%.

Direktur Bisnis Menengah BNI, Putrama Wahyu Setiawan mengatakan, kenaikan NPL tersebut mayoritas berasal dari kredit korporasi. Jika merujuk pada laporan kinerja kuartal I-2017, kredit bermasalah di segmen korporasi naik cukup tinggi menjadi 2,7% dari posisi 2,2% pada kuartal I 2016.

Jika dirinci, sektor pertambangan menyumbang NPL terbesar yakni mencapai 9,4% pada Maret 2017, naik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 5,5%. Putrama mengatakan, tingginya sektor pertambangan masih dipengaruhi oleh belum stabilnya harga komoditas dari tahun lalu.

Meski begitu, Putrama membeberkan salah satu perusahaan dengan nilai kredit bermasalah tertinggi berasal dari sektor perdagangan yakni PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO) yang menyumbang NPL Rp 1,3 triliun. Jumlah tersebut tercatat lebih dari 10% dari total kredit bermasalah BNI per kuartal I 2017 yang sebesar Rp 11,89 triliun.

"Ini nasabah lama kami, dia (Trikomsel) bergerak di bidang telekomunikasi, ini yang menyebabkan NPL kami naik menjadi 3%, atau berasal dari kredit korporasi kami," kata Putrama, Rabu (19/4). Asal tahu saja, Trikomsel merupakan perusahaan distribusi dan perital produk telekomunikasi yang memiliki dua anak usaha, yakni Global Teleshop dan OkeShop.

Putrama mengatakan, saat ini, Trikomsel masih dalam masa Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang diperkirakan berjalan selama 7 bulan. Artinya, saat ini pembayaran kredit Trikomsel berada dalam kesepakatan dengan pengadilan niaga untuk melaksanakan keputusan PKPU.

Akibat adanya NPL tersebut, bank berlogo 46 iniĀ  telah menyiapkan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) sejak 2016 lalu. Per kuartal I 2017, CKPN BNI juga naik menjadi 147,1% dari periode yang sama tahun 2016 di level 142,4%.

Tidak mau masalah ini kembali terulang, BNI juga telah menyiapkan beberapa strategi antara lain dengan melakukan penyelamatan kredit serta restrukturisasi. "Kalau tidak bisa juga, kreditnya kami selesaikan atau recovery. Untuk penyelesaian, kami bisa melakukan penjadwalan ulang, penjualan aset atau langkah hukum jika ada unsur kecurangan dari debitur," papar Putrama.

Lanjut Putrama, saat ini, BNI juga telah bekerja sama dengan aparat hukum untuk menindaklanjuti debitur yang memiliki potensi kecurangan. Salah satu yang telah masuk ke jalur hukum antara lain PT Rockit Aldeway yang terindikasi melakukan tindakan penipuan kredit dengan BNI berupa kredit modal kerja (KMK) sebesar Rp 140 miliar.

BNI menargetkan, hingga akhir tahun ini pihaknya dapat menjaga NPL di level 2% sampai 2,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×