kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Ini strategi BRI untuk atasi penurunan NIM


Selasa, 31 Juli 2018 / 14:50 WIB
Ini strategi BRI untuk atasi penurunan NIM
Direksi BRI saat pemaparan kinerja


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa indikator keuangan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) seperti pertumbuhan laba dan kredit sampai akhir Juni 2018 tercatat cukup bagus.

Laba naik 11% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi 114,9 triliun sampai Juni 2018. Selain itu, penyaluran kredit BRI sepanjang semester I-2018 naik 15,46% yoy menjadi Rp 794,3 triliun

Namun jika dilihat lebih dalam, tercatat ada beberapa rasio keuangan yang turun. Dua rasio yang bisa menjadi perhatian adalah margin bunga bersih (NIM) dan rasio kredit bermasalah (NPL).

NIM Bank BRI sampai semester I-2018 turun 38 basis poin (bps) menjadi 7,64%. Sedangkan NPL pada periode sama 2018 naik 10 bps menadi 2,33%.

Untuk margin bunga bersih BRI yang turun di semester I-2018 karena kenaikan bunga deposito sedangkan bunga kredit belum naik.

"Karena kenaikan bunga simpanan tidak diiringi dengan kenaikan bunga kredit," kata Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI dalam paparan kinerja, Selasa (31/7).

Untuk meminimalisir turunnya margin, BRI berusaha mengembangkan teknologi supaya SDM menjadi lebih produktif. Hal ini dilakukan dengan mengoptimalkan tenaga pemasar kredit dengan BRISpot.

Selain itu, bank juga melakukan penghematan kertas atau bahkan tidak sama sekali menggunakan kertas. Ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi. Hal ini tercermin dari BOPO atau biaya operasional dibandingkan biaya operasional yang membaik dari 72,33% di kuartal II-2017 menjadi 70,5% di kuartal II-2018.

Terkait dengan kenaikan NPL, menurut Suprajarto, Direktur Utama BEI disebabkan karena penyesuaian terhadap nasabah.

"Namun ini dalam rangka memitigasi risiko secara konservatif," kata Supra dalam paparan kinerja. Sampai akhir 2018 diharapkan NPL bisa dihaga diangka 2,2%. Ini salah satunya dengan membentuk provisi yang optimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×