Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Perbankan melihat potensi bisnis wealth management makin menggairahkan di tahun mendatang. HSBC cabang Indonesia misalnya, berani membidik pertumbuhan bisnis wealth management naik double digit di tahun 2014.
Perusahaan mengklaim, akan ada strategi biar mereka bisa meraup pundi-pundi rupiah di bidang bisnis wealth management. Apalagi, kata Steven Suryana, Senior Vice President dan Head of Wealth Management HSBC Indonesia, pasar wealth management di Indonesia masih rendah, sehingga memiliki potensi besar untuk berkembang.
"Wealth management itu kebutuhan investasi jangka panjang, maka masih ada minat nasabah untuk investasi dan asuransi," kata Steven, Selasa (12/11). Bank yang berpusat di Inggris ini memiliki segmen produk di wealth management seperti investasi seperti reksadana dan obligasi ritel, asuransi dan deposito.
Adapun komposisi produk wealth management porsinya imbang yakni 50% investasi dan 50% asuransi. Steven bilang, guna untuk meningkatkan bisnis wealth management di HSBC. Pihaknya bekerjasama dengan Asuransi Allianz Life Indonesia meluncurkan produk college care yaitu produk asuransi pendidikan.
"Kami membidik nasabah yang baru memiliki keluarga dan anak," jelas Steven. Collage Care adalah produk asuransi jiwa dwigunan (endowment) yang memberikan jaminan dana tunai untuk pendidikan anak, dengan jangka waktu pembayaran premi selama 5 tahun, 10 tahun dan 15 tahun.
Kemudian nasabah akan mulai menerima dana tunai mulai dari tahun usia polis yang dipilih dan akan terus dibayarkan secara berkala setiap tahun hingga tahun ke-tujuh dari usia polis. Adapun, jumlah total dana tunai dibayarkan mencapai 255% dari jumlah uang pertanggungan.
Produk ini sekaligus memberikan perlindungan jiwa bagi pemegang polis sampai dengan usia 85 tahun atau masa berlaku polis berakhir. "Produk ini pertama kali dipasarkan oleh HSBC dan Allianz Life," kata Steven.
Handojo, Kusuma Wakil Direktur Utama Allianz Life Indonesia menuturkan, pihaknya melihat peluang pembiayaan dan asuransi pendidikan setiap tahunnya, karena tingkat inflasi selalu naik. Ia menilai, perlu ada perlindungan bagi nasabah agar terhindari risiko naik turunnya iklim investasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News