kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.910.000   1.000   0,05%
  • USD/IDR 16.288   -19,00   -0,12%
  • IDX 7.206   -24,30   -0,34%
  • KOMPAS100 1.051   -4,33   -0,41%
  • LQ45 807   -5,34   -0,66%
  • ISSI 232   0,02   0,01%
  • IDX30 421   -2,54   -0,60%
  • IDXHIDIV20 493   -3,59   -0,72%
  • IDX80 118   -0,34   -0,29%
  • IDXV30 121   0,82   0,68%
  • IDXQ30 135   -1,24   -0,91%

Ini Tanggapan Bank Digital soal Permintaan OJK agar Turunkan Bunga Deposito


Selasa, 10 Juni 2025 / 17:30 WIB
Ini Tanggapan Bank Digital soal Permintaan OJK agar Turunkan Bunga Deposito
ILUSTRASI. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta bank-bank digital untuk menyesuaikan suku bunga simpanannya dengan ketetapan regulator demi menjaga persaingan yang sehat.


Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta bank-bank digital untuk menyesuaikan suku bunga simpanannya dengan ketetapan regulator demi menjaga persaingan yang sehat. 

Hal ini seiring dengan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia menjadi 5,5% dan tingkat bunga penjaminan Lembaga Pinjaman Simpanan sebesar 4%.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae mengatakan, OJK memang mengakui bahwa bank digital bergantung pada bunga tinggi dalam menarik nasabah.

Namun untuk menjaga persaingan yang sehat, OJK menghimbau bank digital untuk segera menyesuaikan suku bunga simpanannya, khususnya deposito, agar tetap sejalan dengan kondisi industri keuangan. 

“Kemudian mempertimbangkan rasio keuangan yang sehat seperti BOPO dan CoF (cost of fund) dan tidak menciptakan persaingan bunga yang tidak sehat,” ujar Dian dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK, Senin (2/6) lalu.

Baca Juga: Cermati Bunga Deposito Sejumlah Bank Digital Terbaru, Mana yang Paling Tinggi?

OJK juga menghimbau agar penyesuaian bunga dilakukan dengan tetap memperhatikan keseimbangan antar kebutuhan pendanaan, profil risiko likuiditas, serta keberlanjutan model bisnis.

Selain itu, OJK juga meminta bank digital untuk menjaga transparansi dan perlindungan konsumen dengan menyampaikan informasi produk simpanannya masing-masing.

Banyak bank digital yang memang memasang bunga tinggi. Sebut saja Bank Amar yang hingga saat ini masih memasang bunga tertinggi sebesar 9%. Ada pula Krom Bank dan Bank Neo Commerce yang masing-masing sebesar 8,75% dan dan 8%. Sementara itu, Allo Bank dan Superbank sama-sama menawarkan bunga sebesar 7,5%.

Terkait hal ini, Direktur Keuangan PT Bank Raya Tbk Rustarti Suri Pertiwi melihat, ada berbagai faktor yang menjadi pertimbangan bank ketika menetapkan suku bunga. Misalnya likuiditas bank dan suku bunga yang ditawarkan kompetitor. 

Bank Raya sendiri mempertimbangkan hal tersebut. Namun, Tiwi justru melihat kompetisi yang terjadi akan mendorong inovasi dan peningkatan layanan sehingga persaingannya dapat dikatakan sehat.

Tiwi bilang, kompetisi sehat ini yang mendorong Bank Raya untuk terus melakukan inovasi pada fitur produk simpanan digitalnya. Hingga saat ini, Bank Raya telah mengembangkan berbagai fitur baru yang memungkinkan pengelolaan keuangan secara personal maupun kolektif.

Bank Raya sendiri, kata Tiwi, menawarkan bunga deposito tertinggi mencapai 6%. Angka tersebut kata dia telah menyesuaikan dengan preferensi masyarakat. Tiwi mengakui, pihaknya sampai saat ini belum memutuskan untuk menurunkan angka tersebut kendati suku bunga acuan BI telah melandai.

“Bank Raya masih melakukan evaluasi akan suku bunga yang ditawarkan dengan mempertimbangkan kondisi likuiditas Bank Raya maupun industri serta suku bunga yang diterapkan oleh peers, dan sampai dengan saat ini, belum terdapat perubahan,” kata Tiwi kepada Kontan, Selasa (10/6).

Baca Juga: Bunga Kompetitif, Deposito Bank Digital Jadi Pilihan

Meski demikian, Tiwi menekankan, prioritas utama Bank Raya saat ini adalah untuk menjaring dana murah dengan memperluas adopsi produk simpanan digitalnya di Raya App.

Tiwi juga bilang, pihaknya secara hati-hati terus menjaga kecukupan likuiditas. Hingga kuartal l tahun ini, loan to deposit ratio (LDR) dan liquidity coverage ratio (LCR)-nya tercatat masing-masing sebesar 87,78% dan 351,18%, sedangkan untuk Net stable Funding Ratio Bank Raya sebesar 153,44%.

Hal senada juga turut disampaikan Indra Utoyo, Direktur Utama PT Allo Bank Indonesia. Kata dia, Allo Bank juga menyesuaikan permintaan nasabah dalam menentukan suku bunga deposito.

Selain itu, Allo Bank juga mempertimbangkan adanya ruang untuk pertumbuhan cost of fund dengan antisipasi penyeimbangan kualitas aset dan liabilitas.

Dengan pertimbangan tersebut, kata Indra, Allo Bank belum akan menurunkan suku bunga depositonya. 

“Mengingat kondisi makroekonomi yang penuh tantangan termasuk tekanan likuiditas yang masih tinggi dan persaingan DPK yang ketat,” ujar Indra.

Namun untuk meningkatkan nilai produknya ke depan, Allo Bank aktif menjalin kemitraan dengan ekosistem yang ada melalui penerapan model open banking. 

“Promosi melalui kampanye pemasaran digital dan penawaran insentif menarik seperti cashback dan diskon khusus juga akan dilakukan untuk menarik lebih banyak pengguna,” kata Indra.

Baca Juga: Bunga Kompetitif & Akses Mudah, Deposito Bank Digital Primadona Baru Investasi Aman

Selanjutnya: Pramono Bakal Naikkan Tarif Parkir Jakarta untuk Subsidi Transportasi Gratis

Menarik Dibaca: Incar Dividen dari Big Caps? Kesempatan Beli PGEO, MEDC dan UNVR sampai 13 Juni 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×