kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Inilah bank-bank yang paling rentan terpapar krisis Turki


Rabu, 15 Agustus 2018 / 11:11 WIB
Inilah bank-bank yang paling rentan terpapar krisis Turki
ILUSTRASI. Uang Dollar AS dan Lira Turki


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - MILAN. Krisis mata uang Turki menimbulkan ancaman bagi bank-bank Eropa yang memiliki eksposur bisnis di negara tersebut. Kurs lira yang jatuh bakal menekan kinerja bank-bank tersebut.

Mengutip Reuters, diantara bank-bank Eropa, ada lima bank yang paling rentan terpapar saat mata uang Turki jatuh bebas.  Kelima bank tersebut yakni  BBVA (Spanyol), UniCredit (Italia), BNP Paribas dari Prancis, bank asal Belanda ING, serta HSBC, bank dari Inggris.

Analis melihat dalam skenario terburuk - yang mereka anggap tidak mungkin untuk saat ini -, bank-bank tersebut akan terpaksa menghapus sepenuhnya operasi lokal mereka atau keluar dari Turki

Tetapi masalah Turki telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor bahwa gejolak pasar keuangan bakal menyebar ke negara-negara berkembang lain atau bahkan ke Italia, yang sedang menghadapi keputusan kunci atas anggaran dan peringkat kredit.

Berikut ringkasan dari eksposur lima bank di Turki dan perkiraan analis soal kemungkinan dampak krisis Turki seperti dlaporkan Reuters:

BBVA
Lembaga keuangan asal Spanyol ini menguasai 49,9% saham di bank Turki, Garanti Bank, setelah menaikkan kepemilikannya pada Februari tahun lalu. Garanti Bank  memiliki nilai buku € 4,4 miliar atau setara US$ 5 miliar untuk BBVA, dan memiliki aset senilai US$ 84 miliar per 30 Juni 2018

Garanti Bank menyumbang sekitar 13% laba grup BBVA. Deutsche Bank memperkirakan dari skenario paling buruk krisis Turki,  akan menghapus sekitar 12% ekuitas grup BBVA.

Analis di JPMorgan Cazenove pada Jumat pekan lalu, memangkas estimasi laba  per saham (EPS) tahun 2019-2020 untuk BBVA sekitar 6%. Ini setelah memperhitungkan pelemahan lebih lanjut lira dan meningkatnya kerugian kredit bagi perbankan Turki di tengah pertumbuhan yang lebih lambat.

BBVA mengaku  merasa nyaman dengan kepemilikan sahamnya di Garanti Bank. BBVA juga merasa memiliki pengalaman hebat dalam mengelola bisnis di negara-negara berkembang yang bergejolak dengan skema yang membuat setiap unit sepenuhnya bertanggung jawab atas modal sendiri dan manajemen likuiditasnya. Skema ini untuk mencegah transfer likuiditas dari perusahaan induk ke anak perusahaan grup tersebut. 

BBVA juga mempertahankan kebijakan lindung nilai mata uang yang hati-hati untuk menekan volatilitas rasio modal inti grup dan membatasi dampak apa pun pada laba. Hitungan BBVA,  setiap penurunan 10%  lira akan memangkas 2 basis poin dari rasio modal inti BBVA.

UNICREDIT
Bank terbesar di Italia ini memiliki sekitar 40% saham Yapi Kredi, bank terbesar keempat Turki, melalui perusahaan patungan lokal.

Deutsche Bank memperkirakan, dalam skenario terburuk krisis Turki akan menurunkan 4% ekuitas UniCredit. Namun, analis JPMorgan Cazenove justru melihat peningkatan 59 basis poin modal inti UniCredit dalam hal penghapusan utang berkat kebijakan aset tertimbang menurut risiko (ATMR) yang lebih rendah.

Broker memotong perkiraan EPS tahun 2019/2020 untuk UniCredit sekitar 3% karena efek situasi Turki.

Seorang juru bicara  UniCredit mengatakan, merujuk pada laporan keuangan semester I 2018, Yapi Kredi menyumbang 2% pendapatan grup. Setiap penurunan 10% lira akan memotong 2 basis poin rasio modal inti.

ING
Bank asal Belanda memiliki anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki di negara ini, ING Turki. Analis Deutsche Bank memperkirakan, dalam skenario terburuk akan memukul 4% nilai buku ING karena hilangnya ekuitas serta pendanaan intra-grup.

JPMorgan Cazenove melihat penurunan hingga 87 basis poin dari modal inti ING di bawah skenario ekstrem karena eksposur pendanaan intragroup yang besar. ING tidak menanggapi permintaan untuk komentar soal ini.

BNP PARIBAS
Grup keuangan asal  Prancis ini menguasai 72% saham Economy Bank of Turkey, sebagian melalui perusahaan patungan lokal.

Analis Deutsche Bank memperkirakan bisnis di Turki menyumbang sekitar 2,5% laba sebelum pajak BNP Paribas. Dalam skenario terburuk krisis Turki, BNP Paribas akan kehilangan 1,7%  nilai buku bersihnya.

Seseorang yang dekat dengan BNP Paribas seperti dilansir Reuters mengatakan eksposur grup BNP ke Turki sangat terbatas, hanya sekitar 2%  dari total pinjaman bank.

Menurutnya, Economy Bank of Turkey didanai secara lokal dengan deposito dan ekuitas, serta merupakan bank yang dikelola bagus dengan laba  sehat.

HSBC
Grup perbankan Inggris ini mengoperasikan HSBC Turki di negara tersebut. Perkiraan Deutsche Bank, HSBC akan kehilangan sekitar US$ 400 juta atau 0,3% dari total ekuitas grup dalam skenario terburuk krisis Turki.  Seorang juru bicara HSBC menolak berkomentar soal efek krisis Turki ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×