Reporter: Avanty Nurdiana, Tendi Mahadi | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Inilah mimpi baru baru Indonesia: memiliki perusahaan investasi nasional (sovereign wealth fund) yang akan menandingi gergasi bisnis Temasek milik Singapura. Embrio itu setidaknya tengah dirintis oleh puluhan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan afiliasinya.
Akhir pekan lalu, 27 asuransi dan dana pensiun yang berada di bawah BUMN meneken kesepakatan membentuk private invesment fund. Sebagai tahap awal, mereka baru sebatas bersepakat menginvestasikan dananya dalam satu keranjang (private invesment fund), terutama di proyek infrastruktur negara.
PT Bahana Kapital Investa dan PT Danareksa Capital akan bertugas mengelola dana investasi milik 27 perusahaan jasa keuangan BUMN lewat private invesment fund. Bahana Kapital Investa adalah anak usaha PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI). Sementara Danareksa Capital merupakan anak usaha PT Danareksa.
Marciano H. Herman, Direktur Utama BPUI yang juga Komisaris Bahana Kapital Investa menjelaskan, private investment fund yang dibentuk ini layaknya private equity fund. "Kami menyediakan kendaraan yang akan fokus pada pembiayaan dan investasi," ujar dia kepada KONTAN, kemarin.
Jadi investasi private investment ini bukan public fund. Skema investasi private investment fund berdasarkan kesepakatan para pihak namun jumlahnya tak lebih dari 50 pihak. Jika lebih dari 50 pihak akan masuk ke penawaran umum dan harus mengikuti aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Baik jangka waktu investasi, potensi investasi serta potensi risiko juga akan dijabarkan diantara para pihak yang terlibat. "Potensi aset yang bisa kami kelola sama besarnya seperti dana investasi yang dimiliki perusahaan tersebut," ujar Marciano.
Dia menambahkan, investasi awal yang dibidik adalah proyek infrastruktur pemerintah. Misalnya, jalan tol, pembangkit listrik, bandara dan kereta api. "Penempatan investasi akan fleksibel dan tidak menabrak aturan yang ada," tandas Marciano.
Potensi dana yang bisa dikumpulkan memang besar. Sebagai gambaran, per Februari dana investasi asuransi wajib, asuransi sosial dan dana pensiun yang terafiliasi dengan BUMN mencapai sekitar Rp 707,88 triliun (lihat infografik).
Soal hasil investasinya, Marciano mengatakan, targetnya bisa lebih tinggi dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kalau bersifat equity. Target return lebih tinggi dari deposito kalau bersifat surat utang. Targetnya, BUMN fund ini sudah bisa menggelontorkan investasi dalam dua bulan ke depan.
Direktur Keuangan dan Investasi Asabri Hari Setianto mengatakan, skema private investment fund ini mirip dengan reksadana penyertaan terbatas (RDPT) maupun serupa discretionary fund atau kontrak pengelolaan dana. "Fund memasukkan dananya ke proyek atau perusahaan privat alias non listed," kata dia.
Meski begitu, Direktur Utama Dana Pensiun BTN Saut Pardede mengatakan, ada beberapa hal yang perlu diperjelas. Misalnya jenis proyek dan nilai proyeknya. Yang tak kalah penting adalah proyeksi keuangan yang didapat. "Mulai dari return on investment (RoI), payback period, dan conditional-nya," ujar Saut.
Investor Potensial Private Investment Fund
1. PT Asuransi Jasa Raharja
2. PT Taspen
3. PT Asuransi Jiwasraya
4. Perum Jamkrindo
5. PT Asuransi Kredit Indonesia
6. PT Asuransi Jasa Indonesia
7. PT Asabri
8. PT Reasuransi Indonesia Utama
9. BPJS Kesehatan
10. BPJS Ketenagakerjaan
11. Dana Pensiun Bank Mandiri Satu
12. Dana Pensiun Bank Mandiri Dua
13. Dana Pensiun Bank Mandiri Tiga
14. Dana Pensiun Bank Mandiri Empat
15. Dana Pensiun Bank Mandiri
16. Dana Pensiun Bank Negara Indonesia
17. Dana Pensiun Bank Rakyat Indonesia
18. Dana Pensiun Bank Tabungan Negara
19. Dana Pensiun Pertamina
20. Dana Pensiun PLN
21. Dana Pensiun Jasa Marga
22. Dana Pensiun Telkom
23. Dana Pensiun Angkasa Pura I
24. Dana Pensiun Angkasa Pura II
Sumber: Bahana dan Danareksa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News