Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Bank Rakyat Indonesia (BRI) akhirnya memberikan konfirmasi atas penurunan kinerja keuangan pada April 2015. Kondisi ini disebabkan melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang kuartal I 2015.
Menurut Budi Satria, Sekretaris Perusahaan BRI, perlambatan kredit BRI terutama dirasakan pada segmen BUMN yang lebih terkait belanja pemerintah melalui BUMN.
"Melihat kondisi Semester I 2014 di mana ekonomi tumbuh di atas 5% dan kredit BRI tumbuh 17,2%, maka kemungkinan pertumbuhan kredit BRI pada Semester I 2015 akan lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu," kata Budi kepada KONTAN, Jumat (12/6).
Budi mengakui tidak tertutup kemungkinan BRI akan merevisi target pertumbuhan kredit tahun 2015 jika situasi saat ini terus berlanjut. Untuk itu, BRI akan tetap fokus menggenjot pertumbuhan kredit Mikro dan Kecil.
"Dengan jatuhnya bulan puasa di akhir Semester I 2015, kami harapkan ini bisa menunjang pertumbuhan kredit di dua segmen tersebut," ujarnya.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per April 2015, laba bersih yang diraup bank spesialis kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tersebut mencapai Rp 7,41 triliun atau turun 5,12% secara year on year (yoy).
Realisasi tersebut jauh menurun dibanding April 2014. Kala itu laba bersih yang diperoleh mencapai Rp 7,81 triliun atau tumbuh 18,15% secara yoy dibanding April 2013 yang mencapai Rp 6,61 triliun.
Penyaluran kredit oleh BRI juga mengalami perlambatan signifikan di akhir April 2015. Jumlah kredit yang disalurkan mencapai Rp 478,85 triliun atau tumbuh 8,26% secara yoy.
Sementara di akhir April 2014, jumlah kredit yang disalurkan BRI mencapai Rp 442,29 triliun. Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan 19,58% dibanding April 2013 yang mencapai Rp 369,68 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News