Reporter: Ferry Saputra | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan pemerintah untuk tak memperpanjang pemberian insentif Electric Vehicle (EV) utuh atau completely built-up (CBU) pada tahun depan berpotensi mengerek harga jual mobil listrik impor ke depannya. Adapun insentif hanya berlaku hingga Desember 2025.
Mengenai hal itu, PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) menilai sebelum diberlakukanya kebijakan penghentian insentif impor kendaraan listrik CBU dari pemerintah pada 2026, masyarakat akan memanfaatkan kondisi atau momentum insentif yang masih berjalan di sisa tahun 2025 untuk membeli kendaraan ramah lingkungan atau kendaraan listrik.
Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman memproyeksikan hal itu tentu dapat mengerek pembiayaan kendaraan listrik multifinance.
"Dengan demikian, pastinya akan turut menggenjot pertumbuhan pembiayaan kendaraan listrik hingga akhir tahun 2025," katanya kepada Kontan, Minggu (28/9/2025).
Baca Juga: CIMB Niaga Finance (CNAF) Sebut Market Kendaraan Listrik Masih Prospektif
Mengenai insentif impor kendaraan listrik CBU yang tak diperpanjang pada 2026, Ristiawan berpendapat bahwa tahun depan akan menjadi tahun yang cukup menantang bagi penjualan segmen kendaraan ramah lingkungan.
Meskipun demikian, dia masih meyakini segmen kendaraan listrik masih dapat bertumbuh karena karakteristik masyarakat yang membeli kendaraan listrik adalah yang memiliki kesadaran tinggi mengenai pentingnya efisiensi dan berkelanjutan.
"Di sisi lain, kendaraan ramah lingkungan juga merupakan kendaraan kedua, sehingga tidak akan terlalu berdampak signifikan dari adanya penghentian insentif tahun depan," tuturnya.
Baca Juga: Pasar Lesu, CNAF Catat Pertumbuhan Pembiayaan Kendaraan Baru 17% hingga Agustus 2025
Sampai Agustus 2025, Ristiawan menerangkan CNAF membukukan total penyaluran pembiayaan kendaraan ramah lingkungan sebesar Rp 842 miliar. Nilainya meningkat 96%, jika dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 430 miliar.
Dia menjelaskan peningkatan tersebut disebabkan meningkatnya minat pasar terhadap kendaraan ramah lingkungan, serta pilihan unit kendaraan ramah lingkungan juga bertambah banyak, didukung dengan harga yang kompetitif dan kualitas yang baik.
"Dengan demikian, masyarakat makin tertarik untuk menjadikan kendaraan ramah lingkungan sebagai kendaraan kedua mereka," ujar Ristiawan.
Baca Juga: Truk Listrik Butuh Lebih dari Subsidi Harga, Isuzu Dorong Insentif Pajak
Selanjutnya: Ada Program Modernisasi Kapal Nelayan Rp 48 Triliun, KNTI Ingatkan 5 Hal Ini
Menarik Dibaca: Tips Praktis Nutrisi Anak Gen Alpha Lewat Susu & Mikronutrien
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













