kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.415.000   2.000   0,08%
  • USD/IDR 16.673   -29,00   -0,17%
  • IDX 8.533   24,20   0,28%
  • KOMPAS100 1.179   5,99   0,51%
  • LQ45 849   3,14   0,37%
  • ISSI 303   1,73   0,57%
  • IDX30 438   1,98   0,45%
  • IDXHIDIV20 505   1,46   0,29%
  • IDX80 132   0,43   0,33%
  • IDXV30 138   0,48   0,35%
  • IDXQ30 139   0,55   0,40%

Instrumen Dalam Negeri Terbatas, BPJS Ketenagakerjaan Incar Investasi di Luar Negeri


Senin, 01 Desember 2025 / 15:16 WIB
Instrumen Dalam Negeri Terbatas, BPJS Ketenagakerjaan Incar Investasi di Luar Negeri
ILUSTRASI. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan atau BP Jamsostek berniat berinvestasi di luar negeri.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan atau BP Jamsostek berniat berinvestasi di luar negeri.

Deputi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan Erfan Kurniawan menyebut ada beberapa pertimbangan BPJS Ketenagakerjaan mengusulkan bisa menempatkan investasi di luar negeri.

Dalam perkembangannya, Erfan menerangkan, pertumbuhan dana investasi BPJS Ketenagakerjaan yang berasal dari iuran peserta dan perolehan hasil investasi atas penempatan portofolio menjadi lebih cepat, jika dibandingkan pertumbuhan instrumen investasi di dalam negeri (ketersediaan instrumen). 

"Dengan demikian, mengakibatkan adanya risiko baru, yakni likuiditas. Hal tersebut yang menjadi underlying atau pertimbangan utama atas kebutuhan investasi di luar negeri," ungkapnya kepada Kontan, Minggu (30/11/2025).

Baca Juga: BPJS Ketenagakerjaan Incar Investasi di Perusahaan Infrastruktur AI di Luar Negeri

Di sisi lain, Erfan bilang, faktor pendukung investasi di luar negeri juga mempertimbangkan tujuan membantu mengendalikan kurs dan optimalisasi return melalui diversifikasi cross country atau lintas negara.

Dia bilang pendekatan pada instrumen likuiditas pasar global yang lebih tinggi, menjadi jawaban atas risiko likuiditas domestik yang relatif terbatas. 

Selain itu, dengan melihat money flow (arus keuangan) dari likuiditas global, Erfan berpandangan, hal tersebut akan meningkatkan eksposur pada strategi dynamic asset allocation melalui active trading. 

Erfan menambahkan, adanya diversifikasi cross country, pemecahan risiko kepada emerging market dan developed market menjadi alternatif dalam meminimalisir risiko kurs. Dengan demikian, ada nilai tambah dari selisih kurs dan mencari momentum alpha dari pertumbuhan ekonomi secara global.

Beberapa hal tersebut berdasarkan kajian pihak independen dan turut memberikan keyakinan pada BPJS Ketenagakerjaan atas kebutuhan berinvestasi di luar negeri. Ditambah, rencana itu berlandaskan juga kepentingan peserta di masa mendatang. 

"Argumen tersebut juga telah disampaikan kami kepada pemangku kepentingan terkait, seperti Kementerian Keuangan, Kementerian Ketenagakerjaan, dan Dewan Jaminan Sosial Nasional untuk mendapatkan persetujuan melalui Peraturan Pemerintah (PP)," kata Erfan.

Baca Juga: Ojol hingga Kurir akan Dapat Jaminan Sosial pada 2026, Ini Kata BPJS Ketenagakerjaan

Dalam perkembangannya, Erfan mengungkapkan, telah dilakukan drafting melalui UU P2SK yang diprakarsai oleh Kementerian Keuangan, dengan pertimbangan alokasi penempatan mencapai 5% dari total dana kelolaan.

Untuk saat ini, Erfan menjelaskan dalam mengelola dana milik para pekerja, BPJS Ketenagakerjaan senantiasa mempertimbangkan aspek solvabilitas, keamanan dana, kehati-hatian dan hasil investasi yang memadai. Dengan demikian, mampu memenuhi pembayaran kewajiban kepada setiap peserta pada saat jatuh tempo.

Hingga Oktober 2025, total dana kelolan BPJS Ketenagakerjaan mencapai Rp 879,10 triliun. Dana tersebut ditempatkan pada beberapa instrumen investasi dan paling besar berada di surat utang sebesar 70,46%.

"Diikuti, deposito sebesar 16,42%, selanjutnya pada saham dan reksadana masing-masing sebesar 8,61% dan 4,21%, serta pada instrumen investasi langsung sebesar 0,30%," katanya.

Pada periode tersebut, BPJS Ketenagakerjaan berhasil mencatatkan hasil investasi sebesar Rp 49,15 triliun atau tumbuh 14,61% secara tahunan atau Year on Year (YoY).

Dengan kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mengalami all time high dalam beberapa waktu terakhir, BPJS Ketenagakerjaan cukup optimistis bahwa target dana kelolaan dan hasil investasi sampai akhir 2025 masing-masing sebesar Rp 900,55 triliun dan Rp 58,75 triliun akan tercapai.

Baca Juga: BPJS Ketenagakerjaan Masih Optimistis Target Dana Kelolaan Rp 1.000 Triliun di 2026

Selanjutnya: Inilah Fenomena Astronomi Desember 2025: Super Cold Moon & Hujan Meteor

Menarik Dibaca: Promo PSM Alfamart Periode 1-7 Desember 2025, Es Krim Wall’s Feast Beli 2 Gratis 1

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×