kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investasi Dapen pada Prinsip Keuangan Berkelanjutan Belum Semarak


Minggu, 03 September 2023 / 11:13 WIB
Investasi Dapen pada Prinsip Keuangan Berkelanjutan Belum Semarak
ILUSTRASI. Komitmen investasi dengan prinsip ESG terutama dilakukan oleh perusahaan Dapen yang besar./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/05/07/2023.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investasi industri dana pensiun (Dapen) pada prinsip keuangan berkelanjutan di instrumen Environment, Social dan Governance (ESG) belum begitu masif. Pasalnya, perusahaan Dapen masih mempertimbangkan mencari imbal hasil (return) yang menarik.

Berdasarkan roadmap Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Berkelanjutan Fase II 2021-2025, memberikan arah kepada industri jasa keuangan untuk menerapkan prinsip-prinsip keuangan berkelanjutan.

Disebutkan bahwa bagi lembaga Dana Pensiun akan difokuskan pada porsi investasi dana kelolaan di instrumen keuangan yang berkelanjutan baik di pasar uang maupun pasar modal.

Staf Ahli Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Bambang Sri Muljadi menyatakan bahwa komitmen investasi dengan prinsip ESG terutama dilakukan oleh perusahaan Dapen yang besar.

“(Perusahaan) yang kecil-kecil masih mempertimbangkan return yang lebih menarik,” ujarnya kepada Kontan.co.id, dikutip Minggu (3/9).

Baca Juga: Investasi Taspen di Reksadana dan Saham pada Akhir Tahun 2022, Turun Dua Digit

Bambang mengungkapkan bahwa porsi dana Dapen di instrumen investasi ESG belum begitu signifikan. Sebab, instrumen investasi masih sangat terbatas yakni pada greenbond.

“Sementara (instrumen) yang lain belum membudaya. Imbal hasil belum kompetitif dengan instrumen yang terdahulu” ungkapnya.

Lebih lanjut Bambang mengungkapkan bahwa ke depan perlu adanya literasi yang lebih intens dilakukan terkait investasi pada prinsip ESG ini. Menurutnya, ini agar masyarakat ataupun industri dapat mendukung penuh investasi tersebut.

PT Dana Pensiun Bank Mandiri (DPBM) menyatakan bahwa perseroan sangat mendukung penuh investasi pada prinsip ESG ini, contohnya melakukan investasi pada instrumen yang mendukung ESG.

“Di internal Dapen sendiri kami membuat program kerja yang bertujuan untuk mensupport ESG ini,” ujar Direktur Utama DPBM, Ali Farmadi kepada Kontan.

Ali menyebutkan bahwa saat ini investasi DPBM pada instrumen ESG baru sekitar 1% dari total investasi. Namun, secara bertahap perseroan bakal menambah porsinya asal sesuai dengan risk appetite dan target return yang diharapkan.

“Dukungan riil DPBM terhadap ESG antara lain dengan membeli greenbond Bank Mandiri dan BNI dengan serta melakukan pembelian Exchange Trade Fund (ETF) barbasis ESG,” sebutnya.

Dia bilang, return pada obligasi cukup bagus sesuai dengan kondisi pasar saat ini, kemudian untuk instrumen reksadana ETF berbasis Sri Kehati dan ESG memberikan return yang cukup menarik.

Baca Juga: Dapen Mempertahankan Porsi Investasi di Obligasi Negara

“Instrumen Reksadana ETF barbasis Sri Kehati dan ESG merupakan salah satu penyumbang capital gain dan meningkatkan hasil usaha bersih untuk ETF, kita lakukan trading dengan return sekitar 8,5%,” terangnya.

Ali menuturkan bahwa di sisa tahun 2023 ini, DPBM tetap melanjutkan investasi pada instrumen obligasi korporasi sekitar Rp 200 miliar hingga Rp 300 miliar. Di mana sebagian diperuntukkan untuk obligasi korporasi berwawasan lingkungan yang tersedia di pasar dan sesuai dengan target yield serta risk appetite DPBM.

“Di samping itu kami memiliki anggaran untuk Reksadana ETF sekitar dengan target utamanya adalah ETF yang memiliki kinerja dan prospek yang baik. Investasi Reksadana ETF tetap akan kami lakukan trading jual beli secara aktif memanfaatkan pergerakan IHSG pada tahun berjalan,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×